Kemenag RI: Hadiri Perayaaan Imlek di Jateng, Menag Minta Jadikan Kebhinekaan Sebagai Kekuatan

Kemenag RI: Hadiri Perayaaan Imlek di Jateng, Menag Minta Jadikan Kebhinekaan Sebagai Kekuatan - Semarang (Pinmas) —- Menteri Agama Suryadharma Ali menghadiri perayaan Imlek yang diselenggarakan  Perhimpunan Tempat Ibadah Tri Dharma di Klenteng Tay Kak sie, Minggu (02/02) malam.

Ikut hadir dalam perayaan ini  Dirjen bimas Budha Joko Wuryanto, Direktur Urusan Agama Budha Heru Budi Santoso, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Khaerudin, dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi.

“Saya menghadiri perayaan Imlek ini setiap tahun. Biasanya saya menghadiri Imlek Nasional bersama Bapak Presiden dan Wakil Presiden.  Saya selalu hadir,” kata Menag pada pers.

“Hari ini saya juga turut merayakan Imlek untuk masyarakat Tionghoa Jawa Tengah. Jadi ini bukan yang pertama kali saya melaksanakan Imlek,” tambahnya.

Dalam sambutannya, Menag menegaskan bahwa  kebhinekaan untuk Indonesia bukan masalah, bukan problematika yang kemudian membuat kita berkecil hati. “Kebhinekaan harus menjadi kekuatan, bukan kelemahan,” tandasnya dan disambut para hadirin.

Menag kembali mengingatkan bahwa  kerukunan antar umat beragama harus terus dibangun setiap waktu, bukan tahun pertahun tetapi setiap waktu. “Kerukunan antar umat beragama harus terus kita bangun. karena kerukunan itu adalah proses yang terus menerus dan tidak mengenal  kata henti, tidak ada titiknya,” ujar Menag.

Kepada seluruh umat beragama, Menag berpesan untuk tidak berhenti  membangun kerukunan. Menurutnya,  konflik adalah sesuatu yang wajar, selama hal itu tidak dikipasi dan dikompori sehingga membesar. “Yang sering terjadi,  konfliknya kecil tapi kompornya besar sehingga  persoalan kecil pun kemudian menjadi besar,” katanya membuat perumpamaan.

Menag menambahkan bahwa konflik wajar karena Tuhan menciptakan manusia berikut dengan amarahnya. Tapi juga Tuhan memberikan pedoman untuk mengatur amarah itu. Tuhan memberikan amarah bukan untuk diumbar atau  digunakan sembarangan.

“Menjadi pemaaf dianjurkan, menjadi penyabar disebut sebagai kekasih Tuhan. Bahkan, kejelekan kalau dibalas dengan kebaikan akhlak, moral, dan etika, akan membawa seseorang ke level yang paling tinggi,” pesan Menag. (ba/mkd/mkd) Kemenag RI: Hadiri Perayaaan Imlek di Jateng, Menag Minta Jadikan Kebhinekaan Sebagai Kekuatan

Comments