Kemenang Prov Bangka Belitung : MELESTARIKAN BUDAYA TERGERUS ZAMAN (ADAT NUJU JERAMI BELINYU)

Kemenang Prov Bangka Belitung : MELESTARIKAN BUDAYA TERGERUS ZAMAN (ADAT NUJU JERAMI BELINYU)

bkgi, BELINYU (BANGKA) –  Kamis, (17/4/14) Sebuah Kawasan di ujung utara Pulau Bangka Dusun Pejem, Desa Gunung Pelawan, Kecamatan Belinyu, Kab. Bangka Prov.Kep. Bangka Belitung, kembali menyelenggarakan perayaan Adat Nuju Jerami.Adat Nuju Jerami merupakan sebuah ritual yang diawali dengan menggotong lesung dan alat-alat menumbuk Padi di depan rumah. Sesampai di depan rumah, lesung diletakkan di tanah dengan dialas daun terung asam, yang kemudian disembur dengan bonglai yang sudah diberi do’a oleh Ketua Adat.Selanjutnya Padi dimasukkan ke Lesung dan ditumbuk 7 kali, dan Padi yang ditumbuk tersebut diambil sebanyak 7 kali, seterusnya ditampi 7 kali untuk memisahkan butir Padi dengan sekam. Setelah itu, beras disimpan di lanjong, dan beras di masak di periuk yang ditutup dengan daun terung asam.

Kemenang Prov Bangka Belitung : MELESTARIKAN BUDAYA TERGERUS ZAMAN (ADAT NUJU JERAMI BELINYU) Ketika Nasi mulai mendidih, sekam ditaburkan ke jalan depan rumah, agar makhluk halus tidak ikut masuk ke dalam rumah. Disaat Nasi sudah matang, Nasi diletakkan di timpak dengan ditambah telur rebus, selanjutnya adalah memberi makan bereje (alat-alat untuk bertani). Usai Ketua Adat makan Nasi itu, dilanjutkan dengan makan bersama.Perayaan Adat Nuju Jerami yang dihadiri Wakil Bupati Bangka, Rustamsyah, Kepala SKPD di Lingkungan Pemkab Bangka, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangka, Sesepuh Adat, Tokoh Masyarakat, Pemuda dan masyarakat, di Lapangan Bola Dusun Pejem, Rabu (16/4/2014), merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki dan karunia-Nya.Menurut Wabup, ini merupakan moment yang sangat bagus untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang mulai terkikis dan hilang dimakan zaman. “Nilai-nilai budaya dan kebersamaan dapat kita lihat dalam kegiatan ini,” ungkapnya.Nilai-nilai yang mulai hilang itu, kata Wabup, harus dihidupkan lagi. Jangan mengutamakan materialisme. “Masyarakat dusun pejem kalau mau maju melakukan inovasi dan berkreasi,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wabup juga meminta kepada dinas pendidikan untuk lebih memperhatikan nilai budaya, bukan hanya nilai-nilai yang bersifat mata pelajaran saja.Sementara itu, Imam Bastiar selaku Ketua Penyelenggara Pesta Adat Nuju Jerami, dalam laporannya mengatakan, tujuan diselenggarakan Pesta Adat Nuju Jerami lebih memfokuskan pada pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah dan menggali potensi seni di Kecamatan Belinyu. “Kita ingin mempromosikan adat dan budaya Nuju Jerami ini,” ungkap Wabup.Kedepan, lanjut Imam, perayaan adat seperti Nuju Jerami ini untuk meningkatkan kerjasama dan saling menghargai.Janawi salah satu Praktisi Pendidikan Bangka yang sedang melakuan riset mengenai Suku Lum ini, dan sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Gadjahmada Yogyakarta, menuturkan, keberadaan Suku Lum sangat unik dengan adat dan kehidupannya. Suku Lum diperkirakan masih ada sekitar 80 orang dan sudah berbaur dengan masyarakat.“Pada hari Nuju Jemari ini, masyarakat dilarang masak dan menyuguhkan ketupat lepat atau daging, dan juga tidak boleh menjemur pakaian di depan rumah. Itu sudah pantangan dari dulu,” katanya.Pelaksanaan adat Nuju Jerami dimeriahkan juga Tarian Mutik Sahang dan nyari kayu dari sanggar Kemuning Belinyu dan pembacaan puisi mengenai tanah kelahiran dan alam oleh Syuib. (RB*R17)  Kemenang Prov Bangka Belitung : MELESTARIKAN BUDAYA TERGERUS ZAMAN (ADAT NUJU JERAMI BELINYU)

Comments