Mindset
atau pola pikir adalah asumsi, cara, atau notasi seseorang atau kelompok
orang dalam menghargai atau menerima sesuatu hal sehingga dengan rela
mengadopsinya atau menerimanya sebagai sesuatu pilihan. Fenomena ini
kadang-kadang disebut juga sebagai proses mental, pola pikir umum atau
paradigma sehingga menjadi dasar pengambilan keputusan. Untuk itulah Ka.
Kankemenag Kabupaten Karimun Drs. H. Afrizal meminta guru PAI SD di Kabupaten
Karimun bisa merubah mindset mereka dalam mengajar siswa-siswanya.
“Ada
empat mindset atau pola pikir yang perlu dirubah oleh guru dalam proses belajar
mengajar, pertama Receiving, kedua Responding, ketiga Valuing
dan keempat Organization.” Jelas Drs. H. Afrizal saat
menyampaikan materi pada kegiatan Bimtek Implementasi Kurikulum 2013 bagi
Guru PAI Tingkat SD, Minggu (26/4).
“Berterima
(Receiving) yang ditunjukkan dengan tumbuhnya kesadaran seperti yang
tampak pada kesediaan untuk mendengar atau memperhatikan secara selektif. Kata
kerja operasional yang dapat guru gunakan di antaranya menanya, memilih,
mengikuti, memberi, memegang teguh, mengidentifikasi, menyeleksi,
memperhatikan, mengulang, menggunakan dsb.” Jelas H. Afrizal.
“Merespon
(Responding); yang ditunjukkan dengan aktif berpartisipasi sebagai
bagian dari komunitas belajar. Merespon dapat dinyatakan dalam aktivitas
bertanya, bertindak, menyetujui cara atau praktik, atau menyatakan
menolak. Kata kunci merespon dalam bersikap menjawab, mendiskusikan, melakukan
praktik, melaporkan, memilih, mengatakan, menuliskan sikap atas suatu fenomena.”
ujarnya.
“Menghargai (Valuing); nilai seseorang yang melekat
pada objek tertentu, fenomena, atau perilaku. Hal tersebut melekat pada sikap
keberterimaan yang sederhana hingga bentuk keberterimaan yang kompleks seperti
dalam bentuk komitmen. Sikap menghargai berbasis internasilissasi serangkaian
nilai yang ditentukan. Nilai-nilai itu tercermin dalam prilaku yang teramati.
Sikap menghargai dapat dilihat dalam proses demokratis, sikap sensitif terhadap
kepentingan umum, kemampuan memecahkan masalah dengan mengembangkan rencana
perbaikan sosial melalui pembentukan komitemen untuk membela kebaikan bersama.”
lanjutnya.
“Dan
terakhir adalah mengorganisasikan (Organization) yaitu menerapkan
nilai-nilai ke dalam prioritas yang berbeda, menghindari atau menyelesaikan
konflik, dan menciptakan sistem nilai yang unik. Penekanan sikap pada level ini
yaitu menunjukkan kemampuan membandingkan, menghubungkan, atau menganalisis
nilai. Dalam operasionalnya siswa mampu membedakan yang baik dan yang buruk;
bersikap dalam memanfaatkan kebebasan, tetapi mengedepankan tanggung jawab,
mampu mengembangkan sikap harmoni dirinya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan.” tambahnya.
Comments
Post a Comment