Drs. Riadul Afkar: Rasional Pengembangan Kurikulum 2013



Drs. Riadul Afkar: Kasi Pendidikan Islam Kemenag Kab. Karimun
Kabupaten Karimun - Dalam Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Demikian penjelasan Drs. Riadul Afkar dihadapan peserta kegiatan Bimtek Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru PAI Tingkat SD, Senin (27/4) di Gedung Pertemuan Guru Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun.

“Adapun  Tantangan Internal itu adanya kewajiban untuk memenuhi 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan. “ jelas Drs. Riadul Afkar

“Sedangkan Tantangan Eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.” lanjutnya.

Tantangan masa depan ini menurut Drs. Riadul Afkar antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi. 

“Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja.” Tegasnya.

Masih menurut Drs. Riadul Afkar, pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini:
  1. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
  2. Dari satu arah menuju interaktif.
  3. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
  4. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
  5. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
  6. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
  7. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
  8. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
  9. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
  10. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
  11. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
  12. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
  13. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
  14. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
  15. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
  16. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
“Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru.” Tambah Drs. Riadul Afkar.

“Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional.” Tutup Drs. Riadul Afkar.

Comments