Endang Sutisnowati, MM: Penilaian Otentik Dalam Implementasi Kurikulum 2013

Endang Sutisnowati, MM dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan Dan Keagamaan Kementerian Agama RI
Kabupaten Karimun – Jika dalam Penilaian Tradisional selama ini hanya dalam bentuk mengisi titik-titik, jawaban singkat, kuis, memilih jawaban maka dalam Penilaian Otentik mengarah kepada bentuk realistis, bukti langsung penerapan pengetahuan dan keterampilan. Demikian penjelasan Endang Sutisnowati, MM dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan Dan Keagamaan Kementerian Agama RI saat menyampaikan materi Penilaian Otentik Dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada acara kegiatan Bimtek Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru PAI Tingkat SD, Senin (27/4) di Gedung Pertemuan Guru Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun.

“Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang     bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan karena Dalam Penilaian Tradisional itu memilih respon, Dunia Kelas (buatan), Ingatan, terpisah dengan pembelajaran dan pembuktian tidak langsung maka dalam Penilaian Otentik itu mengekspresikan respon. dunia nyata (bukan buatan), peformansi tugas (aplikasi), terintegrasi dengan pembelajaran dan pembuktian langsung.” Jelas  Endang Sutisnowati.

Karena itu, menurut Endang Sutisnowati tugas otentik itu siswa mengkonstruk responnya sendiri, bukan sekadar memilih dari yang tersedia, tugas merupakan tantangan yang ada atau yang mirip yang dihadapkan dalam dunia nyata dan tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar].

“Contoh tugas-tugas otentik itu seperti; pemecahan masalah matematik, melaksanakan penelitian/percobaan, berargumentasi, berdebat, menulis laporan, mengedit tulisan, berpidato, menulis berita, membuat peta perjalanan dan lain-lain.” Terang narasumber kelahiran Purwokerto ini.

Karena itu menurut Widyaswara dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan Dan Keagamaan Kementerian Agama RI ini Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih otentik.

Lebih lanjut, menurut Endang Sutisnowati yang juga bertugas sebagai Assesor BANPNF dari 2011 hingga sekarang ini mengatakan bahwa Penilaian otentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari: (1). Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal (2).  Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan, dan (3). Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

“Jadi Penilaian otentik itu lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Peserta didik tidak sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis.” Tambah Endang Sutisnowati yang juga masuk Tim Pembina Bimtek Eksul Keagamaan Kemendikbud.

Comments