Kemenag - Humas) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun dalam apel pagi tadi, Selasa (28/7/2015) menyampaikan amanat tentang pentingnya toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama. Karena dengan saling rukun dan toleransi maka kehidupan yang aman dan damai bisa tercipta dan pembangunan di segala bidang bisa terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
"Sebaliknya, jika umat beragama tidak rukun dan toleran maka tidak akan tercipta kehidupan yang aman dan damai." katanya.
"Ada tiga krukunan yang harus tetap dipelihara yang dikenal dengan Tri Kerukunan Umat Beragama yang pertama; kerukunan intern umat
beragama. Kedua; kerukunan antar umat beragama yang berbeda-beda keyakinan dan
ketiga; Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah." tambahnya.
Lebih lanjut, Drs. H. Afrizal menegaskan bahwa setiap umat
beragama dilarang menyalahkan atau mengganggu keyakinan orang lain dan dalam penyiaran agama harus tetap
memperhatikan etika penyiaran dan tetap memperhatikan kerukunan.
“Kerukunan Umat Beragama bukan upaya memperlemah iman, kerukunan
adalah upaya menjembatani hubungan sosial antar umat beragama. Dan dalam hal
kerukunan ini, inisiatif dari masyarakat harus lebih dominan
dari pemerintah. Kerukunan umat beragama adalah upaya bersama
umat beragama dan pemerintah agar tercipta kehidupan berbangsa dan
bernegara yang aman dan damai.” tutupnya.
Untuk diketahui secara terminologis kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan
sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian,
saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan
bernegara di dalam Negara Kesatuan Repubkik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Ada tiga unsur dalam konsep
Kerukunan Umat Beragama, pertama ; kesediaan untuk menerima adanya
perbedaan keyakinan dengan orang maupun kelompok lain, kedua ; kesediaan
membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya dan ketiga; memahami apa yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran
agamanya.
Comments
Post a Comment