Drs. H. Afrizal: Pentingnya Kerukunan Umat Beragama

Drs. H. Afrizal (kanan) saat menyampaikan sambutan dalam acara Silaturrahmi Polres Karimun dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Se-Kabupaten Karimun, Selasa (28/7/2015)
Karimun (Humas) - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun Drs. H. Afrizal menyatakan bahwa konflik agama bisa terjadi karena dangkalnya pemahaman penganut agama tersebut terhadap ajarannya sendiri, karena semua agama mengajarkan untuk saling menghormati dan saling menghargai. Hal tersebut ia sampaikannya saat memberikan sambutan pada acara Silaturrahmi Polres Karimun dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Se-Kabupaten Karimun, Selasa (28/7/2015) di Polres Karimun.

"Kita sangat apresiasi dan menyambut baik kegiatan silaturrahmi Polres ini, sebagaimana kita maklumi bersama bahwa ada kejadian-kejadian atau kasus yang terjadi di daerah lain yang bersifat SARA. Dengan demikian mudah-mudahan dengan kegiatan yang dilakukan polres ini mengeningatkan kita untuk mengantisipasi agar tidak sampai menjalar sampai kesini," ungkapnya diawal sambutan.

Drs. H. Afrizal menyampaikan bahwa permasalahan SARA jika tidak segera diantisipasi segera maka akan cepat menyebar ke daerah lain.

"Mungkin saja bisa sampai jika kita tidak mengantisipasi. Kadang-kadang isu itu, kalau terkait dengan sara, suku, agama, antar golongan ini akan cepat dan sangat cepat. Jadi kita sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Polres Karimun ini dengan melaksanakan pertemuan tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Karimun." lanjutnya.

Ka. Kankemenag Kabupaten Karimun juga menyampaikan bahwa situasi di Kabupaten Karimun sudah sangat kondusif dari dulu sampai sekarang walaupun di Kabupaten Karimun  ini banyak agama, suku dan bahasa.

"Terciptanya kerukunan di Karimun ini karena adanya kesadaran masyarakat Kabupaten Karimun dan peran serta dari para tokoh agama dan tokoh masyarakat." ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah mulai dari pusat sampai daerah sangat memberikan perhatian  terkait kerukunan umat beragama ini, diantaranya dibentuknya FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). Dan terjadinya konflik bernuansa keagamaan jelasnya lagi bukan karena ajaran agama tersebut tetapi karena kedangkalan pemahaman terhadap agama mereka.

"Terjadinya konflik itu bukan karena perbedaan agama tetapi karena kedangkalan pemahaman agama, karena tidak satu pun agama yang mengajarkan kita untuk menghina agama lain.  Seperti dalam Islam ada konsep bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Begitu juga dengan dalam agama Khatolik atau Kristen yang mengajarkan ummatnya untuk lebih mengutamakan kasih sayang, dalam agama Buddha juga mengajarkan untuk saling menghormati dan saling menghargai." jelasnya.

Sebagaimana himbauan dari Menteri Agama, lanjut H. Afrizal, masyarakat diminta untuk mengedepankan sikap toleransi dalam kehidupan beragama, yakni pengakuan bahwa setiap orang berhak untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing dengan tidak mendapat gangguan, ancaman dan sebagainya.

"Jadi, mudah-mudahan, kita berharap di Kabupaten Karimun yang sudah kerukunanya sudah terbina tetap terus dipertahankan. Untuk itu kita harus saling menghargai, saling menghormati antar pemeluk agama." harapnya.

Konflik bernuansa agama, lanjutnya bukan saja terjadi antara pemuluk agama yang berbeda, tetapi bisa juga terjadi di internal agama itu sendiri. Karenanya, ia berharap para tokoh agama bisa pula menciptakan kerukunan di internal umat agamanya.

"Mudah-mudahan, dengan peran serta kita semua, tokoh-tokoh agama dengan memberikan pembinaan keagamaan kepada jamaahnya  tentang pentingnya kerukunan dan toleransi ini kita semua tidak akan mudah terprovokasi atau terpancing. Jadi, sekali lagi mudah-mudahan Kabupaten Karimun tetap kondusif kedepannya dengan tetap saling menjaga silaturrahmi, kesatuan dan persatuan." tutupnya.

Comments