Heriyanto, S.Ap: Berhemat di Bulan Ramadhan |
Karimun (Humas) - Bulan
Ramadan seharusnya menjadi bulan "berhemat". Tetapi, kenyataannya
masyarakat justru lebih banyak berbelanja di bulan ramadhan ini, pengeluaran
jauh lebih besar di bulan ramadhan dibanding bulan lainnya. Naikknya tingkat konsumsi
itu tidak hanya pada makanan, tetapi terjadi juga pada transportasi dan
pakaian.
“Nilai yang
diajarkan oleh puasa di bulan ramadhan itu sejatinya mengajarkan untuk hidup berhemat,
bersahaja, tidak boros., jangan mengikut hawa nafsu komsumtif. Puasa mendidik
kita untuk memenuhi hajat hidup kita ini sesuai dengan kebutuhan bukan
keinginan,” jelas Heriyanto, saat ditemui disela-sela acara Bimtek Kurikulum
2013 angkatan II di Masjid Agung Karimun, Selasa (30/6/2015).
“Lihat saja, saat siang hari di bulan puasa,
semua makanan dan minuman yang kita lihat ingin kita makan dan minum semua.
Tapi kenyataannya saat berbuka hanya segelas minuman manis sudah cukup bagi
kita,” ujarnya.
Heriyanto yang saat
ini bertugas sebagai bendahara pada seksi Pendidikan Islam Kankekemag Kabupaten
Karimun menjelaskan lebih lanjut, membengkaknya pengeluaran selama bulan ini
selain karena melonjaknya harga barang dan jasa, mahalnya biaya makan, ajakan
buka bersama bersama komunitas yang mewajibkan iuran, buka bersama keluarga di
luar rumah, juga karena tergiur rayuan diskon harga pakaian jelang ramadhan, persiapan
kue lebaran, merasa wajib mempercantik rumah, mengganti perabot rumah dan
sebagainya. Umumnya pengeluaran sebuah keluarga di bulan ini bisa meningkat 2 –
3 kali lipat dari pengeluaran di bulan lainnya.
“Itu belum termasuk
biaya sms atau telpon ucapan selamat berpuasa dan lebaran nanti,”ingatnya.
Jika tidak pandai
mengatur uang selama ramadhan ini, jelas Heriyanto, bisa jadi usai ramadhan
bukan kemenangan yang diraih malah kekalahan. Karena semua uang sudah habis
untuk keperluan ramadhan dan idul fitri.
“Mengatur keuangan
di bulan Ramadhan ini sebenarnya masuk dalam kategori pengendalian diri. Banyak
orang yang berhasil mengendalikan diri dan menahan hawa nafsu dari makan dan
minum serta berkata bohong, bergunjing dan lainnya di bulan Ramadhan, tetapi
justru gagal menahan hawa nafsu untuk tidak boros di bulan ramadhan dan menjelang
Idul Fitri.” Katanya.
Puasa sebenarnya adalah
momen yang sangat tepat untuk mengajarkan kepada anak-anak dan seluruh anggota
keluarga lainnya mengenai perilaku hemat, belanja tepat, sewajarnya dan tidak
berlebih-lebihan. Meski tidak ada salahnya menikmati hidup tanpa berlebihan dan
memang masih dalam batas kemampuan.
“Namun jangan lupa
kewajiban dan anjuran pengeluaran yang disarankan di bulan ramadhan ini seperti
zakat fitrah, zakat mal, infaq dan
sedekah. Baru kemudian bila ada dana lebih, tak ada salahnya bila ingin membeli
baju baru untuk anak yang memang harus dibeli mengingat bagi anak-anak baju
baru di hari raya itu sangat berarti.” Tambahnya.
Pengeluaran lain,
lanjut Heriyanto, yang tidak saja menguras dana tetapi juga tenaga di bulan
ramadhan adalah pulang kampung atau biasa dikenal dengan istilah “mudik lebaran”.
“Jika memang dana
tidak mencukupi untuk mudik - dari pada
menjadi beban pikiran – sebaiknya tidak usah memaksakan diri untuk pulang kampung.”
Pesannya
Heriyanto
mengingatkan bahwa kedatangan bulan Ramadhan dan Idul Fitri bisa diprediksi
kapan datangnya, maka sebaiknya jauh-jauh hari kita sudah mulai menabung untuk
keperluan yang membengkak di Ramadhan dan Idul Fitri. Dan jika ada dana lebih, pesan Heriyanto sebaiknya berbelanja kebutuhan
Ramadhan dan Idul Fitri itu pada bulan lain, karena harga barang cenderung
stabil dan normal di luar bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
“Tidak perlu jaga
gengsi dan ingin pamer. Jika tidak ada dana, tidak perlu mengadakan acara bukber
(Buka Bersama) karena melihat rekan kerja atau saudara yang bisa mengadakan
acara bukber apalagi Open House saat Idul Fitri nanti, cukuplah para
pejabat dan selebriti saja yang Open House, jangan pula kita ikut-ikutan,”
ingatnya.
“Terakhir, yang
harus diingat, bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak bahwa usai
lebaran, anak-anak mulai memasuki tahun ajaran baru dan berbagai kebutuhan dan
biaya mereka juga perlu diperhitungkan. Jadi, berhematlah di bulan ramadhan
ini, jangan sampai usai puasa dan lebaran kita kehabisan uang dan harus
berhutang kesana dan kesini.” tutupya.
Comments
Post a Comment