Menerapkan Nilai-Nilai Puasa Dalam Membentuk Keluarga Sakinah

M. Samsul Arif, S.Hi
Karimun (Humas) - Puasa merupakan salah satu sendi utama dalam Islam, di samping empat sendi yang lain yang sering disebut dengan rukun Islam. Hakikat puasa adalah menahan seluruh keinginan manusia untuk berbuat yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Dengan puasa inilah manusia diharapkan memiliki derajat yang tertinggi, yakni manusia yang bertakwa (QS. al-Baqarah/2: 183). 

“Keluarga sakinah adalah wujud keluarga yang sangat didambakan bagi setiap orang yang membangun rumah tangga melalui perkawinan. Dalam al-Quran surat al-Rum/30 ayat 21 ditegaskan bahwa tujuan perkawinan adalah untuk mewujudkan suatu keluarga yang sakinah (tenteram), mawaddah (penuh cinta kasih), dan rahmah (penuh kerahmatan) di antara anggota keluarga, yaitu suami, isteri, dan anak-anaknya." jelas M. Samsul Arif, S.Hi, pegawai Seksi Bimas Islam yang membidangi pembinaan Keluarga Sakinah saat ditemui sore ini, Jumat (10/7/2015)

Samsul Arif lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk menciptakan suatu keluarga yang sakinah dibutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar. Interaksi antar semua keluarga merupakan proses yang harus dibangun dengan dasar ketulusan jiwa dan kesabaran.

Salah satu nilaiyang diajarkan puasa adalah kebersamaan waktu berbuka puasa dan makan sahur memberikan dampak positif bagi keluarga karena memberi kehangatan yang dapat menumbuhkan keharmonisan dan ketenteraman dalam keluarga.

“Berhari-hari bahkan berbulan-bulan jarang sekali menemukan kesempatan dan keakraban di meja makan. Dengan puasa, kita punya kesempatan untuk sahur dan berbuka puasa bersama. Berbuka puasa dan sahur bersama adalah salah satu cara untuk merekatkan keakraban antar anggota keluarga.,” tambahnya.

Di bulan puasa, seluruh keluarga setiap hari bisa berinteraksi, berdiskusi, berbagi rasa, dan berbagi kesenangan misalnya pada saat sahur bersama, buka bersama, dan shalat bersama, terutama ketika shalat tarawih. Saat-saat seperti ini terkadang sulit diperoleh di luar bulan puasa karena kesibukan pekerjaan oleh sebagian keluarga. Karena itulah, puasa dan bulan puasa merupakan saat yang sangat efektif untuk mewujudkan keluarga yang sakinah.

“Sikap tulus dan sabar juga diajarkan di dalam puasa. Sikap tulus dan sabar ini akan dimiliki ketika orang benar-benar melaksanakan puasa. Puasa yang intinya pengendalian nafsu menuntut seseorang untuk bersabar dan menahan sifat marah. Sekiranya ada masalah dalam rumah tangga, maka selesaikan dengan sikap arif dan bijak tanpa harus bersikap marah kepada pasangan atau anak-anak. Keluarga yang dibangun dengan penuh tulus dan kesabaran akan mempercepat proses tercapainya keluarga sakinah."tegasnya.

Nilai lain yang diajarkan puasa adalah sifat amanah dan tanggung jawab. Keluarga adalah amanah Allah yang harus dijaga, diayomi dan dilindungi, tidak mengabaikan isteri dan anak demi kepentingan sendiri. Menunaikan kewajiban dan tanggung jawab kekeluargaan bukanlah sekedar tugas atau rutinitas, tetapi lebih dari itu yakni merupakan kewajiban dan keutamaan yang dihargai tinggi. 

“Nilai keikhlasan yang diajarkan puasa juga melatih suami atau istri untuk selalu bersikap ikhlas terhadap pasangannya. Tidak berharap di luar kemampuan suami atau istri,” lanjutnya.

“Jadi, jika kita benar-benar melaksanakan ibadah puasa dan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh puasa maka dengan mudah bagi kita untuk membentuk keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah warrahmah. Karena itu di kesempatan hari dan bulan baik ramadhan kali ini hendaklah masing-masing pasangan untuk saling berdoa dan berusaha semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan menjadikan keluarga yang bahagia dunia dan akhirat." tutupnya.

Comments