Siti Khomisah Hijah, S.Ag: Allah SWT Mengawasi Puasa Kita

Siti Khomisah Hijah, S.Ag
Karimun (Humas) – Salah satu dari sifat Allah SWT adalah Ar-Raqiib yang berarti Maha Mengawasi. Ini menegaskan bahwa Allah SWT selalu mengawasi semua perbuatan kita,  tidak ada satu pun ucapan, perbuatan, pikiran dan hati kita yang luput dari pengawasan Allah SWT, terkhususnya di Bulan Ramadhan ini. Demikian penjelasan Siti Khomisah Hijah, S.Ag yang saat ini bertugas sebagai Waspendais pada Kankemenag Kabupaten Karimun, Jumat (03/07/2015)

“Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam surat an-Nisaa'ayat 1

{إنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رقيباً}

yang artinya – “sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian”-,

dan dalam surat Al-Ahzaab ayat 52

{وكان اللهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيْباً}

yang artinya – “dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.” jelasnya.

Mak Kundur, demikian sapaan akrab Siti Khomisah Hijah, S.Ag berpesan agar orang yang berpuasa selalu ingat bahwa Allah selalu mengawasi apa yang kita lakukan selama berpuasa. Jangan sampai kita berpuasa hanya mendapat lapar dan haus saja.

“Kebanyakan kita yang  berpuasa sangat berhati-hati dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa seperti makan dan minum, tetapi tidak berhati-hati dari hal yang bisa membatalkan pahala puasanya seperti ghibah (menggunjing), fitnah (menuduh), dan kadzib (berdusta). Dengan selalu mengingat Allah selalu mengawasi puasa kita, kita akan selalu menjaga lisan, pikiran dan hati kita” ungkapnya.

Siti Khomisah Hijah kemudian membacakan Surat Al-Baqarah ayat 235, yang menjelaskan bahwa Allah SWT juga mengetahui isi hati kita.

أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

“Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”

“Dan bahkan Allah SWT teramat dekat dengan kita, lebih dekat dari urat leher kita sebagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) [ق/16]

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS. Qaaf (50): 16)

Satu hal lagi, Mak Kundur mengingatkat bahwa Allah SWT juga melakukan pengawasan kepada kita melalui malaikat, sebagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ, إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 16-18).

“Sebagaimana kita ketahui bahwa ibadah puasa yang kita kerjakan adalah untuk Allah SWT dan Allah SWT sendiri yang akan membalasnya. Hal ini menegaskan bahwa Allah SWT benar-benar mengawasi puasa kita, apakah kita berpuasa dengan sebenar-benarnya puasa, atau setengah puasa atau hanya sekedar menggugurkan kewajiban atau hanya puasa berpura-pura puasa karena malu sama istri atau suami, malu sama mertua, malu sama kawan atau rekan kerja.” Jelasnya.

“Ini sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits dari Abu Hurairah. RA:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي ، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ ، وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Dengan menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasi ibadah puasa kita, marilah kita bersama-sama melaksanakan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh dengan tidak saja menahan makan dan minum tetapi juga menahan lidah, mata dan hati kita, agar ibadah puasa kita bisa diterima oleh Allah SWT.” Tutupnya.
Siti Khomisah Hijah, S.Ag

Comments