Kasi Pendis Kemenag Karimun Minta Guru Madrasah Merubah Mindsetnya.

Karimun (Humas) – Kepala Seksi Pendidikan Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun Drs.  H. Riadul Afkar, Minggu  (8/11/2015) dalam kegiatan Rakor Pendidikan Islam meminta Guru Madrasah untuk merubah mindsetnya

“Filosofi mutu pendidikan itu dimulai dari Kinerja Pendidik dan tenaga Kependidikan yang ditunjang dengan Kualifikasi dan Kompetensi dan Kesejahteraan. Selanjutnya dari Proses dan isi didukung dengan penilain, sarana dan prasarana serta pengelolaan dan pembiayaan. Dari semua komponen tersebutlah akan diharapkan kompetensi lulusan sesuai dengan yang diharapkan.” Katanya.

Indikator Mutu Pendidikan, jelas H. Riadul Afkar ada 11, yakni: (1). Kompetensi lulusan: Lulusan wajib menguasai kopetensi dasar esensial minimal, (2). Kualitas proses pembelajaran di kelas dan proses pendidikan di lingkungan sekolah, (3). Kualitas isi (content) yg dibahas dalam  pembelajaran, (4). Kualitas (kualifikasi, kompetensi) & kinerja guru, (5). Kualitas (kualifikasi dan kompetensi) tenaga kependidikan (tanaga administrasi, laboratorium, perpustakaan), (7). Kualitas (validitas, obyektivitas, ketegasan) sistem penilaian, (8). Kualitas manajemen sekolah (personil, kurikulum, sarana dan prasarana, pembiayaan), (9). Kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana sekolah, (10). Pembiayaan sekolah (biaya operasional, personil, investasi) dan 11). Kualitas keseluruhan proses interaksi di lingkungan sekolah, yangg meliputi interaksi siswa-pendidik, siswa-siswa, siswa-sumber belajar, dan siswa-lingkungan sekolah.   

“Aspek utama keberhasilan pendidikan dewasa ini pertama, perubahan mind set. Kedua, keterampilan dan kompetensi guru dan ketiga adalah kepemimpinan, kultur dan manajemen sekolah.” Katanyanya lagi.

H. Riadul afkar juga mengutip sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa  "Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku Anda. Tetapi bila Anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar, ubahlah pola pikir Anda." 

“Pergeseran pola pikir itu diantaranya dari berpikir linier menjadi sistemik, berpikir parsial menjadi holistik, berpikir objek menjadi konektivitas (keterkaitan), berpikir hierarkhis menjadi jaringan (networking), berpikir struktur menjadi proses dan dari bekerja pragmatis menjadi paradigma ibadah,” katanya.

Dari pola pikir yang sudah dirubah, katanya lagi maka akan mempengaruhi keputusan selanjutnya akan berwujud tindakan dan akhirnya menjadi habit atau budaya atau kebiasaan.

“Mengapa harus berubah mindset? Mengapa orang sukses ? Sebab mindset diset menjadi orang sukses untuk mencapai kesuksesan,” katanya.

“Perubahan Mindset hanya dapat dilakukan dengan Kemauan dan Kegigihan  serta  melatih diri untuk berbuat ikhlas dalam  menerima perubahan.” tegasnya.

Ada beberapa perubahan prilaku guru, masih menurut H. Riadul Afkar yang harus dirubah diantaranya, dari banyak ceramah banyak memberi tahu menjadi menjadi sedikit ceramah sehingga siswa banyak mencari tahu. 

“Sering menyalahkan siswa kurang kreatif menjadi tangan terbuka terhadap kesalahan sehingga menjadikan siswa menjadi lebih kreatif. Perlu juga dirubah dari kurang perhatian kepada siswa menjadi lebih memperhatikan siswa yang memerlukan motivasi atau bantuan serta mau mendengarkan keluhan dan kebutuhan siswa,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan betul kepada guru bahwa proses pembelajaran itu harus yang mendukung kreativitas siswa.

“Mengutip pendapat Dyers, J.H. dalam bukunya Innovators DNA menjelaskan bahwa 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Kemampuan kreativitas akan diperoleh melalui: Observing atau mengamat, Questioning atau menanya, Experimenting atau mencoba , Associating atau menalar dan Networking atau membentuk jejaring,” katanya.

“Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan hanya peningkatan 50% dibandingkan yang berbasis kreativitas bisa mencapai sampai 200%” tegasnya lagi.

Terakhir, Kasi Pendis Kantor Kemenag Kabupaten Karimun juga menambahkan Perubahan Pola Pikir lainnya yang harus dirubah oleh guru, yakni (1). Guru dan Buku Teks bukan satu-satunya sumber belajar, (2).  Kelas bukan satu-satunya tempat belajar, (3). Belajar dapat dari lingkungan sekitar, (4). Mengajak siswa mencari tahu, bukan diberi tahu. (5). Membuat siswa suka bertanya, bukan guru yang sering bertanya, (6). Menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan siswa yang merupakan rekan belajar, (7). Proses nomer satu sedangkan hasil adalah nomor dua dan (8). Guru harus tahu bahwa setiap sswa memiliki kekhasan masing-masing.

Comments