Generasi Muda Buddha Harus Turut Serta Wujudkan Kerukunan Beragama

Karimun (Humas) - Kerukunan umat beragama merupakan bagian dari kerukunan nasional yang diwujudkan dengan sikap saling toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jika kerukunan antar umat beragama terwujud maka pembangunan nasional bisa terus dilaksanakan. Untuk mewujudkan kerukunan umat beragama tersebut perlu peran bersama antara umat beragama dan pemerintah terkhususnya peran pemuda.

“Untuk itu, pemuda dan pemudi buddha sebagai bagian dari komponen bangsa ini harus turut serta dalam mewujudkan kerukunan umat beragama,” pinta H. Afrizal, Sabtu (12/12/2015) pada acara pembinaan kepada pemuda dan pemudi Buddhis yang diselenggarakan oleh Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun.

H. Afrizal juga mengatakan bahwa dalam memantapkan kerukunan antar umat beragama dapat diwujudkan pemuda dan pemudi Buddhis dalam kehidupan bermasyarakat dengan tidak memandang latar belakang, asal-usul, suku, ras dan agama. 

“Jangan memilih-milih teman hanya yang satu agama saja atau satu suku saja. Tetapi bergaul dan bertemanlah dengan teman-teman lainnya yang beda agama dan sukunya, inilah salah satu bentuk peran pemuda dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama.” Pesan H. Afrizal.

H. Afrizal juga menyampaikan bahwa diantara tugas dan kewajiban dari Kementerian Agama adalah mewujudkan kerukunan antar umat beragama hal ini sebagaimana tertuang dalam visi Kementerian Agama dan salah satu misi Kementerian Agama yakni memantapkan kerukunan umat beragama.
“Selain tertuang dalam visi dan misi, sejumlah program dan kegiatan di Kementerian Agama juga memprioritaskan di bidang kerukunan.” Terangnya.

Diakhir penyampaiannya H. Afrizal menyampaikan bahwa Mpu Tantular yang terkenal itu adalah  seorang penganut agama Buddha, namun ia orangnya terbuka terhadap agama lainnya. Hal ini bisa terlihat pada kakawin atau syairnya yang ternama yaitu kakawin Sutasoma menjadi motto atau semboyan Republik Indonesia "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda namun satu jua.

“Jika kerukunan hidup beragama dalam masyarakat terwujud maka akan mendukung pembangunan nasional. Namun sebaliknya, jika kerukunan hidup beragama tidak ada maka akan menghambat kelancaran pembangunan nasional dan kehidupan masyarakat.” Pungkasnya.

Comments