Pancasila Buddhis Wajib dijalankan oleh Upasaka-Upasika

Karimun (Humas) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun melalui Penyelenggara Buddha, Senin (7/12/2015) menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa Sekolah Minggu Buddha. Kegiatan pembinaan siswa Sekolah Minggu Buddha se-Kabupaten Karimun tahun 2015 ini berlangsung di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun dan diikuti sebanyak 35 peserta.

Pandeta Kasman, BA, Kepala Sekolah Minggu Buddha di Vihara Dharma Shanti  Kundur sebagai salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan Pancasila Buddhis Wajib dijalankan oleh Upasaka-Upasika 

“Manusia Susila Memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai manusia susila yaitu memiliki Sila sempurna dengan melatih Pancasila Buddhis atau Lima Aturan Moral,” jelas Kasman.

“Pancasila Buddhis ini wajib dijalankan oleh Upasaka-Upasika  untuk mencapai kemajuan batin dan pembinaan moral.” Tegasnya.

Kasman juga menegaskan bahwa Pancasila Buddhis bila dijalankan dengan baik akan membawa kebahagiaan duniawi seperti  usia panjang, keindahan, kebahagiaan, dan kekuatan.

Berikut adalah Isi Pancasila Buddhis (1). Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami, (2). Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami, (3). Kamesumicchacara veramani sikkhapadam samadiyami, (4). Musavada veramani sikkhapadam samadiyami dan (5). Surameraya majja-pamadatthana veramani sikhapadam samadiyami.

“Sila Pertama, Panatipata veramani sikhapadam samadiyami artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup. Tujuannya untuk mengembangkan sifat mulia dari cinta kasih dan belas kasihan terhadap semua makhluk hidup. Akibat jika tidak dilaksanakan akan pendek umur, banyak penyakit dan senantiasa dalam kesedihan dan ketakutan. Pahala jika diamalkan panjang umur, terlahir dengan kondisi fisik yang baik dan dicintai semua makhluk.” Terangnya.

Sila Kedua, lanjut Pandeta Kasman Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari mengambil barang yang tidak diberikan. Tujuan dari sila kedua ini adalah untuk menahan diri dari mengambil barang-barang yang tidak diberikan. Akibat jika dilaksanakan hidup dalam kemiskinan, dinista dan dihina, hidup selalu bergantung pada prang lain, rejekinya tidak lancar, barang yang dimiliki cepat hilang atau tidak bisa tahan lama. Dan Pahala jika diamalkan Rejeki lancar, terlahir dikeluarga kaya, keinginan terpenuhi, tidak tergantung pada orang lain.

“Sila Ketiga adalah Kamesumicchacara veramani sikkhapadam samadiyami artinya aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan asusila. Tujuan dari sila ini adalah mencegah orang berbuat asusila yang dapat menimbulkan ketidaktenangan dalam keluarga dan masyarakat. Akibat jika tidak diamalkan akan mempunyai banyak musuh, beristri atau bersuami yang tidak dicintai, dan terlahir tidak normal. Pahala yang akan didapat jika dikerjakan akan memiliki pasangan yang dicintai, hidup bahagia dengan pasangan hidupnya, dan disenangi teman.” Terang Kasman lagi.

Sila Keempat, Musavada veramani sikkhapadam samadiyami artinya aku bertekad melatih diri menghindari berbohong. Tujuan dari sila ini adalah untuk menghindari kata-kata yang merusak nama atau reputasi orang lain. Akibat jika tidak dikerjakan menjadi sasaran dan menderita akibat pembicaraan yang tidak baik, menjadi sasaran penghinaan, dan tidak dipercaya oleh khalayak ramai dan pahala yang akan didapat jika dikerjakan maka mulut tidak berbau, dipercaya dan disenangi orang.

Ucapan Benar (Sammavaca), lanjut Kasman harus menghindari dusta dan selalu berbicara jujur, menghindari memfitnah, menghindari kata-kata kasar dan menghindari omong kosong, membual.

“Syarat Ucapan dikatakan benar adalah kata-kata itu benar, beralasan, berfaedah dan dilakukan tepat pada waktunya.” Jelasnya lagi.

Sila kelima adalah Surameraya majja pamadatthana veramani sikkhapadam samadiyami artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari makan dan minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan. Tujuannya untuk menahan diri dari segala sesuatu yang dapat memabukkan pikiran dan merusak kesehatan serta nama baik seseorang. Akibat jika tidak diamalkan makan tidak disenangi keluarga, berpenyakitan, banyak musuh, dan kecerdasan berkurang dan pahala jika dikerjakan akan disenangi masyarakat atau keluarga, memiliki kecerdasan.

Diakhir materinya, Pandeta Kasman menyampaikan beberapa kesimpulan yakni bahwa manusia merupakan makhluk yang pikiran atau batinnya telah maju dan berkembang sesuai dengan arti kata dari kata “Mano dan Ussa”. Terdapat empat macam “Manusia” menurut agama Buddha, yaitu Manusia Neraka, Manusia Setan, Manusia Binatang, Manusia Manusia.

“Untuk menjadi “Manusia Susila”, seseorang harus melaksanakan Sila dengan baik dan benar terutama melatih untuk menjalankan Lima Aturan Moral atau Pancasila Buddhis. Lima Aturan Moral atau Pancasila Buddhis itu merupakan pondasi dalam usaha untuk membangun sebagai manusia susila. Disamping itu harus memiliki Hiri dan Ottapa yaitu merasa malu untuk berbuat kejahatan dan merasa takut pada akibat dari perbuatan jahat.” Ungkapnya.

“Dengan memiliki Sila di dalam diri akan menimbulkan ketertiban, ketenangan, dan kesucian yang tercermin melalui perbuatan jasmani, ucapan dan pikiran.  Dengan memiliki Sila di dalam diri akan benar-benar menjadi Manusia Susila yang sesungguhnya.” Pungkasnya.

Comments