Berita Kemenag: Kemenag Persempit Gerak Gratifikasi

Berita Kemenag: Kemenag Persempit Gerak Gratifikasi
 
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) semakin mempersempit tuang tindak pidana korupsi dan gratifikasi.

Melalui Inspektorat Jendral (Itjen), Kemenag meluncurkan unit program sistem pencegahan korupsi dan gratifikasi di lingkungan Kementerian Agama dan Inspektorat.

Irjen Kemenag M Jasin mengatakan, ada lima unit program pencegahan yang diluncurkan untuk memperkecil tindak pidana korupsi. Di antaranya Unit Pengendali Gratifikasi (UPG), Whistle Blower System (WBS), Unit Pengelola Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (UP-LHKPN), Pojok Warung Kejujuran (PWK) dan  Buletin Itjen News.

"Semua unit program ini diharap dapat merubah sistem kerja dan mindset pegawai Kemenag, sehingga ruang penyimpangan korupsi dan gratifikasi di Kemenag semakin kecil," ujar Jasin saat peluncuran unit pencegahan korupsi dan gratifikasi di Jakarta, Selasa (11/3). 

Jasin menjelaskan, unit pengendalian gratifikasi Kemenag secara tidak langsung merupakan kepanjangan tangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena, kata dia, dalam aturan reformasi birokrasi pejabat pemerintah dilarang menerima gratifikasi yang berkaitan dengan jabatannya.

Dan bila ia terpaksa menerima, jelas Jasin, maka ada mekanisme yang dilaksanakan dengan segera melaporkannya ke KPK. Sedangkan untuk WBS, menurut Jasin, sistem ini mendorong pelaporan atas pelanggaran bagi pihak yang diketahui menyimpang. Berita Kemenag: Kemenag Persempit Gerak Gratifikasi

Berita Kemenag: Kanwil Kemenag Banten Baru Tahu Soal Siswa Belajar di Kuburan
Selasa, 11 Maret 2014 19:59 wib | Batur Parisi - Okezone
Ilustrasi (Foto: Isnaini /Okezone)    Ilustrasi (Foto: Isnaini /Okezone) SERANG - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Banten belum mengetahui soal runtuhnya atap Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Husen Tunjung Tedja, Kecamatan Tanjung Teja, Kabupaten Serang, Banten. Buntut dari runtuhnya atap madrasah tersebut, para  siswa harus belajar di makam.

"Saya baru tahu tadi pagi. Saya juga sudah mengutus bawahan saya kroscek lapangan. Kami sudah inventarisasi terutama yang kena musibah," terang Kepala Kanwil Kemenag Banten, Iding Muztahidin, usai mendampingi Menteri Agama, Selasa (11/3/2014).

Saat ditanya solusi cepat mengenai kegiatan belajar mengajar siswa di makam, Iding mengaku masih mencarinya.

"Nanti akan kami cari solusinya seperti apa. Yang rawan itu kan yang kena musibah. Ada sekira 30 MTs se-Banten yang rusak parah. Saya kurang hafal berapa data MTs yang rusak. Rehabilitasi itu kan semua di pusat, daerah hanya mengusulkan ke pusat. Sekarang sudah kami ajukan ke pusat. Akan kami usahakan bantuannya. Kalau itukan harus di bangun, tidak cukup satu sampai dua bulan," terangnya. (ydh)
BERITA TERKAIT Berita Kemenag: Kanwil Kemenag Banten Baru Tahu Soal Siswa Belajar di Kuburan
pendidikan   

    Menag Akan Kroscek soal Runtuhnya Atap Madrasah Tsanawiyah
    Atap Madrasah Ambruk, Siswa Belajar di Kuburan

Comments