Kemenag dan DPR Sepakati BPIH
Kemenag dan DPR Sepakati BPIH
Kemenag RI: Kemenag dan DPR Sepakati BPIH 1435H/2014M http://www.kemenag.go.id

Jakarta (Pinmas) —- Kementerian Agama dan Komisi VIII DPR RI menyepakati hasil pembahasan Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1435H/2014M  dengan rata-rata sebesar USD3.219. Jumlah ini turun USD308 dari BPIH yang ditetapkan pada penyelenggaraan haji 1434H/2013M dengan rata-rata USD3.527.

Penjelasan ini sebagaimana tertuang dalam Kesimpulan Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Kementerian Agama, Senin (03/02), yang ditandatangani oleh Ketua Komisi VIII DPR RI Ida Fauziah dan Menteri Agama Suryadharma Ali.

Dengan asumsi nilai tukar rupiah APBN Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp10.500, maka besaran direct cost BPIH 1435H sebesar Rp33.799.500,- . Jumlah ini turun Rp59.000,- dibanding dengan direct cost BPIH 1434H yang jumlahnya mencapai Rp33.859.200,- (asumsi nilai tukar saat itu USD1=Rp9.600,-).

BPIH ini nantinya akan dialokasikan untuk pembayaran tiket dan airport tax, biaya pemondokan Makkah, serta living allowance. Sebagaimana tahun sebelumnya, pembayaran BPIH juga disesuaikan dengan nilai tukar yang berlaku pada saat pelunasan.

Selain BPIH 1435H, rapat kerja masa persidangan III Tahun Sidang 2013-2014 ini juga menyepakati beberapa hal penting berikut:

Pertama, dana indirect cost BPIH 1435H sebesar Rp2.779.723.354.556 atau naik sebesar Rp590.619.211.363 dibanding BPIH 1434H. Dana indirect cost ini nantinya akan dialokasikan untuk biaya langsung, biaya perjalanan jamaah di Arab Saudi dan dalam negeri, biaya operasional haji Arab Saudi dan dalam negeri, serta safeguarding/contingency;

Kedua, anggaran safeguarding/contingency sebesar Rp104.244.369.550 yang aakan dialokasikan untuk cadangan resiko nilai tukar, perubahan kebijakan Arab Saudi, serta resiko biaya penerbangan;

Ketiga, komponen DAM Haji Tamattu’ sebesar Rp206.691.712.800 dengan perhitungan alokasi per jamaah sebesar SAR475. Pengelolaan dana DAM ini akan diserahkan secara kolektif kepada Islamic Development Bank (IDB) melalui Kementerian Agama;

Keempat, seluruh perhitungan biasa dalam BPIH 1435H/2014M menggunakan mata uang rupiah setelah menyesuaikan apresiasinya terhadap dollar; dan

Kelima, jamaah haji lunas tunda tahun 1434H/2013M akan mendapatkan selisih BPIH sesuai embarkasi masing-masing yang bersumber dari hasil efisiensi BPIH 1434H/2013M. (pinmas/mkd)

Kemenag RI:Menag : Kualitas Pendidikan Islam Terus Meningkat http://www.kemenag.go.id

Jakarta (Pinmas)  —- Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan Pendidikan Agama Islam di Indonesia terus berkembang, dan kualitasnya terus meningkat.

Penegasan ini disampaikan Menag dalam sambutannya pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, dan sekaligus perayaan Milad ke-29 Pondok Pesantren (Ponpes) Asshiddiyah Kedoya, Jakarta Barat, Minggu (02/03).

Hadir di acara itu, Pimpinan Ponpes Asshiddiqiyah KH Noer Muhammad Iskandar, SQ, Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agus Muharam, dan lainnya, termasuk ribuan santri santriwati setempat.

Menag menjelaskan bukti pendidikan Islam terus berkembang terlihat semakin banyaknya lembaga pendidikan Islam berdiri dari mulai tingkat perguruan tinggi, madrasah dan juga ponpes-ponpes di seluruh Indonesia.

“Dari segi kualitas juga ditandai dengan semakin meningkatnya mereka yang masuk di lembaga pendidikan Islam. Penerimaan Mahasiswa Baru di perguruan tinggi Islam baik negeri maupun swasta terus meningkat,” papar Menag.

Menag pun mencontohkan pendidikan di Ponpes Asshiddiqiyah yang didirikan KH Noer Muhammad Iskandar, SQ yang sekarang jumlah cabangnya sudah mencapai 11 ponpes yang tersebar di lima provinsi. Menurut Menag, kalau pendidikan Islam tidak berkembang, maka tidak mungkin Kiai Noer dapat mendirikan 11 ponpes tersebut, dan kalau pendidikan Islam kualitasnya tidak meningkat  maka  tidak mungkin jumlah santrinya terus bertambah.

Sedangkan Kiai Noer dalam sambutannya mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang melalui Kementerian Agama telah membantu penyelenggaraan pendidikan, khususnya di ponpes. “Bantuan penyelenggaraan pendidikan itu tidak hanya kepada Ponpes Asshiddiqiyah, tapi juga juga ponpes lainnya di seluruh Indonesia,” papar Kiai Noer. (johara/mkd)


Kemenag RI: SDA Bukti Santri Bisa Pimpin Negeri http://www.kemenag.go.id

Jakarta (Pinmas) —- Pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyyah KH Noer Muhammad Iskandar mengatakan bahwa Menteri Agama Suryadharma Ali adalah contoh seorang santri yang mampu menjadi pemimpin negeri.

Menurutnya, santri tidak hanya harus pandai berceramah atau mengajar, tapi juga harus mampu menjadi pemimpin negeri ini. “Pak SDA adalah bukti kalau santri juga mampu menjadi pemimpin di negeri ini, tak melulu pandai ceramah” tegas Kiai Nur dalam ceramah Tablig dan Haul Akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW serta Milad ke-29 Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di PP Asshiddiqiyah Pusat, Kedoya, Jakarta Barat, Ahad (2/3).

Hadir dalam kesempatan itu, Menag Suryadharma Ali, Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agus Muharam, Direktur Bank DKI, Direktur TVRI Jakarta, Ketua Tanfidziyah PWNU Jakarta, para alumni dan ribuan santri-santriwati setempat.

Kyai Noer  menerangkan bagaimana SDA yang adalah seorang santri, mampu memediatori sekaligus mendamaikan konflik di Thailand Selatan. Selain itu, lanjut Kyai Noer, penyelenggaraan ibadah haji  di bawah kepemimpinan SDA juga menjadi yang terbaik di dunia.

Kiai Noer lalu berkisah tentang perjuangannya  mendirikan PP Asshiddiqiyah. “29 tahun lalu, dengan modal sepeda motor butut, pondok ini berdiri, dengan keyakinan atas Kekuasaan Allah. Alhamdulilah, pondok ini bisa berdiri tegak dan mampu mencetak ribuan santri,” kenang Kiai Noer.

“Kami akan terus berjuang untuk kejayaan NKRI dan ajaran ahlussunah wal jamaah. Agama adalah pegangan hidup kita, meski demikian, agama harus dijaga dengan kekuasaan,” urai Kiai Noer.

Setelah 29 berdiri, kini PP Asshiddiqiyah telah mempunyai beberapa cabang, dengan Kedoya-Jakarta Barat sebagai pusatnya. Cabang-cabang tersebut berada di wilayah Batuceper-Tangerang, Cialamaya (2 cabang), Kerawang, Serpong, Cijeruk, Muba-Sumsel, Lampung Tengah, Cianjur, dan Waykanan.

Banyak jebolan PP Asshiddiqiyah yang menjadi ulama dan kiai, bahkan juga mendirikan pondok pesantren. Tak kurang, ada 69 jebolan PP Asshiddiqiyah yang telah mendirikan Pondok pesantren, yang tersebar di seluruh Nusantara, dari Aceh hingga Papua. Dan dari 69 Ponpes tersebut, ada sekitar 60 ribu santri menuntut ilmu.

Dalam Milad ke-29 tersebut, PP Asshiddiqiyah melakukan beberapa kegiatan, antara lain bazar, karnaval budaya, festival drum band, silatnas alumni, dan pentas seni. (G-penk/mkd/mkd)

Kemenag RI: B.J. Habibie: Dua Jalur Membentuk Manusia Unggul http://www.kemenag.go.id

Gorontalo (Pinmas) —- Mantan Presiden B.J. Habibie menegaskan bahwa setidaknya ada dua jalur yang dibutuhkan untuk membentuk manusia yang unggul. Kedua jalur tersebut adalah jalur pendidikan dan pembudayaan.

“Untuk menjadi manusia yang unggul dibutuhkan jalur pembudayaan dan pendidikan,” tegas B.J. Habibie saat menjadi pembicara tunggal pada acara Inspiring Speech yang diadakan oleh MAN IC Gorontalo, Minggu (02/03).

B.J. Habibie adalah sosok pendiri (founding father) SMA Insan Cendekia, yang kemudian berubah menjadi MAN Insan Cendekia.  Kedatangannya ke MAN IC Gorontalo tidak semata-mata untuk memberikan ceramah, tetapi juga sekaligus memberikan wakaf tanah seluat 7,2 hektar untuk pengembangan MAN IC Gorontalo.

Didampingi Direktur Pendidikan Madrasah Kementrian Agama, M. Nur Kholis Setiawan, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Pejabat Walikota Gorontalo Weni Liputo, Bupati Bone Bolango Hamim Pau, dan Kepala MAN IC Gorontalo Joko Miranto, mantan Presiden RI  ke-3 tersebut menyampaikan pidato singkat selama kurang lebih dua puluh menit.

Dikatakan B.J. Habibie bahwa membentuk manusia unggul melalui jalur pembudayaan tidak terlepas dari faktor agama dan budaya bangsa. Melalui jalur pembuyaan, B.J. Habibie berharap akan terlahir manusia yang beriman, bertakwa, dan berbudaya.

“Jalur pembudayaan, masukannya adalah budaya dan agama. MAN IC Gorontalo agamanya berpegang pada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Budayanya berpegang pada budaya masing-masing,” terang B.J. Habibie.

“Ke depan, MAN IC Gorontalo akan menjadi terbuka, siapa saja bisa masuk ke sini, dari budaya manapun,” tambahnya.

Selain jalur pembudayaan, manusia unggul juga harus diciptakan melalui jalur pendidikan. Tentang hal ini, B.J. Habibie mengingatkan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui jalur pendidikan, B.J. Habibie yakin akan terlahir calon-calon pemimpin bangsa dengan kompetensi dan kualifikasi pengetahuan yang mumpuni, serta professional dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

“Jalur pendidikan, masukannya adalah informasi pengetahuan dan teknologi. Hasilnya adalah manusia yang mampu berpikir sistematis, konsisten dan memiliki komitmen untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara profesional,” kata B.J. Habibie.

Dengan kedua jalur tersebut,  B.J. Habibie menaruh harapan besar kepada MAN IC Gorontalo untuk bisa menjadi pusat keunggulan dari pengembangan sumber daya manusia yang jitu.

Menyaksikan secara langsung perkembangan madrasah tersebut, B.J. Habibie mengungkapkan kebanggaannya  terhadap MAN IC Gorontalo yang sudah berada di ujung tombak. Menurutnya, MAN IC sudah bisa menghasilkan sumber daya manusia  dengan kualitas iman dan taqwa dan kualitas penguasaan dan pengertian ilmu pengatahuan yang tinggi untuk bisa memasuki universitas dan pusat-pusat keunggulan.

Usai berpidato, B.J. Habibie beserta rombongan melakukan makan bersama dengan M. Nur Kholis Setiawan, yang kebetulan juga jebolan Jerman. Keduanya tampak berbincang akrab, seperti ayah dan anak.

B.J. Habibie mengungkapkan komitmennya untuk membantu mengembangkan MAN IC. “Datanglah ke rumah. Saya siap diajak konsultasi untuk mengembangkan MAN IC,” ujar B.J. Habibi kepada Nur Kholis. (HF/MM/mkd)


Comments