Muliadi, S.Ap: Tingkatan Orang Yang Puasa Menurut Imam Al-Ghazali



Muliadi, S.Ap
Kemenag Kab. Karimun - Muliadi, S.Ap, staf Bimas Islam Kemenag Kab. Karimun menyampaikan ceramah singkat tadi pagi, jumat (11/7/2014) di Mushalla Kantor Kemenag Kab. Karimun Raudhatul Mukhlisin. Ia mengangkat judul Tingkatan Orang Yang Puasa Menurut Imam Al-Ghazali.

"Imam Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin menulis, tingkatan puasa diklasifikasi menjagi tiga yaitu, puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus yang lebih khusus lagi." mulai Muliadi, S.Ap yang pernah menjadi staf di KUA Kecamatan Kundur Barat ini.

1. Puasa umum adalah tingkatan yang paling rendah yaitu menahan diri dari makan, minum dan jima’ mulai fajar sampai malam (Maghrib)
"..minal fajri tsumma atimmus shiya ama ilallaili.." (QS 2:187)
"..Dari fajar kemudian sempurnakanlah kamu puasa sampai malam.."
Apabila kamu makan dan minum diantara waktu fajar sampai maghrib dengan sengaja, maka batallah puasanya.

 2. Puasa Khusus, sebagaimana diterangkan oleh Imam Ghozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin jilid I
"Wa amma shoumul khushushu fahuwa kaffussam'u walbashoru wallisanuwalyadu warrijlu wasaa-iril jawarihil 'anil atsaami" (Bab Asrorosh shoum, halaman 24)
Adapun puasa khusus, disamping menahan tiga hal itu, juga memelihara seluruh anggota tubuh. Maka apabila Puasa Umum yaitu puasa perut dan syahwat, mencegah makan, minum dan jima', maka puasa khusus adalah puasanya mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan, mencegah penglihatan, pendengaran, perkataan, gerakan yang tidak terpuji bagi syara'.

3. Sedangkan puasa khusus yang lebih khusus adalah puasa hati dari segala kemaksiatan, kehendak hina, pikiran duniawi, serta mencegah memikirkan apapun yang selain Allah SWT.
Diterangkan oleh Imam Ghozali didalam bukunya Ihya Ulumuddin jilid I, bab Asrorush Shoum
"Wa amma shoumu khusushulkhusus fashoumulqolbi 'anilhimamid daniyyah wal afkaariddun yawiyyah wakaffihi 'ammaa sawallohi azza wa jalla bilkulliyyati wayahshululfithru fihaadzasshoumi bil fikri fimaasawallohi azza wajalla walyaumil aakhir wabilfikri fiddunyaa illaa dunyan turoodu liddini fa inna dzaalika minzaadil aakhiroti walaisa minadduni yaa haqqun".
Artinya : Adapun puasa yang Khusus dari khusus, yaitu puasanya hati dari pada segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya dari selain Alloh Azza wa Jalla secara keseluruhan. Dan hasillah berbuka daripada puasa ini, dengan berfikir pada selain Alloh Azza wa Jalla dan hari akhirat, dan dengan berfikir tentang dunia, kecuali dunia yang dimaksudkan untuk agama. Maka yang demikian itu, adalah sebagian dari pada perbekalan akherat dan tidak termasuk dunia yang sebenarnya.

"Puasa level ketiga adalah puasanya para nabi, shiddiqin, dan muqarrabin. Puasa level kedua adalah puasanya orang-orang salih, sedangkan puasa level pertama adalah puasanya orang kebanyakan. Karenanya, minimal puasa level kedua yang seharusnya kita raih selama Ramadhan, akan lebih baik jika kita bisa meraih puasa level ketiga." tutup Muliadi, S.Ap.

Comments