Safari Zuhur di Masjid Al Huda Parit Benut Kecamatan Meral

Safari Zuhur di Masjid Al Huda Parit Benut Kecamatan Meral
Karimun (Humas) - Rombongan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun hari ini, Senin (6/7/2015) kembali melaksanakan Safari Zuhur. Safari kali ini dilaksanakan di Masjid Al-Huda - Parit Benut I Kecamatan Meral.
 
Tampak hadir pada safari zuhur kali ini Ka. Kankemenag Drs. H. Afrizal, Kasubbag TU Drs. H. Jamzuri, Kepala Seksi dan Penyelenggara, Ka. KUA Kecamatan Meral, Karimun dan Tebing serta pegawai Kantor Kemenag Kabupaten Karimun. Usai shalat Dzuhur kegiatan dipandu oleh saudara Dedi Irawan.
 
Diawali dengan penyerahan bantuan Al-Quran kepada pengurus masjid Al-Huda - Parit Benut I Kecamatan Meral yang diserahkan langsung oleh Ka. Kankemenag Drs. H. Afrizal dan dilanjutkan dengan ceramah singkat oleh Martin Abas Satrya, S. Sos. I. pegawai Kantor KUA Kecamatan Meral.
 
Dalam ceramahnya Martin Abas menyampaikan tentang bulan Ramadhan adalah bulan Maghfiroh (ampunan) karena itu manfaatkanlah bulan ramadhan ini untuk melakukan taubat. 
 
"Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah kesempatan besar agi kita untuk bertaubat kepada Allah. Janganlah kita biarkan berlalu bulan Ramadhan ini dan kita tidak mendapat ampunan dari Allah SWT." jelas Martin.
 
Dari Abu Hurairah , ia berkata, 'Rasulullah bersabda: "Merugilah seseorang yang bulan Ramadhan datang kepadanya kemudian pergi sebelum ia mendapat ampunan." (HR. at-Tirmidzi).
 
"Memang manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun manusia yang terbaik bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan dosa sama sekali, akan tetapi manusia yang terbaik adalah manusia yang ketika dia berbuat kesalahan dia langsung bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taubat. Bukan sekedar tobat sesaat yang diiringi niat hati untuk mengulang dosa kembali." jelasnya.
 
Taubat, jelas Martin, harus dilakukan oleh setiap mukmin sebagaimana Firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

“Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.” (QS. At-Tahrim : 8)
 
Namun untuk mendapat ampunan maghfiroh dari Allah dengan melakukan taubat itu harus memenuhi ketentuan, yakni;
 
Pertama, Ikhlas karena Allah SWT yaitu berniat semata-mata mengharap ridha Allah SWT serta berharap selamat dari siksaan-Nya.
 
"Setiap dosa bisa diampuni selama seseorang bertaubat sebelum datangnya kematian walaupun dosa itu sepenuh bumi. Sebagaimana Allah SWT berfirman,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53).

Kedua, menyesali kemaksiatan yang ia lakukan, merasa sedih dan berjanji untuk tidak mengulanginya.
"Allah SWT berfirman:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ

Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya?” (QS. At Taubah: 104).

Ketiga, Jika perbutan tersebut melanggar hak-hak Allah maka segera tinggalkan karena perbuatan tersebut haram dilakukan sehingga wajib ditinggalkan. Adapun jika berkaitan dengan hak-hak manusia maka bergegaslah meminta maaf baik dengan mengembalikan haknya atau meminta kelapangan hatinya agar mau memaafkan. Firman Allah SWT:
أَفَلا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Maidah: 74)

Keempat, bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan tersebut di waktu-waktu mendatang.
 
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nisa’: 110).

Kelima, hendaknya taubat dilakukan sebelum ditutupnya pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat. Allah Subhanhu Wa Ta'ala berfirman,

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ

Dan Taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang berbuat kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seorang diantara mereka barulah dia mengatakan, ‘Saya benar-benar taubat sekarang.’” (QS. An-Nisa : 18)

Comments