Wibowo : Lailatul Qadr (Malam 1000 Bulan)


Wibowo : Lailatul Qadr (Malam 1000 Bulan)
Karimun (Humas) -Tidak terasa bulan Ramadhan yang penuh berkah ini telah memasuki 10 hari trakhir yang seharusnya setiap muslim memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk lebih memperbanyak lagi ibadah dan amal shalih, sebagaimana kebiasaan panutan dan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, seperti yang diceritakan Aisyah:

كَانَ النَّبِيُّ- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Nabi SAW bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya .“ (HR. Al-Bukhari no. 1884 dan Muslim no. 2008).

“Namun yang sering kita lihat di kalangan sebagian kaum muslimin malah mengendornya semangat beramal shalih di malam-malam terakhir bulan Ramadhan, majid-masjid mulai terlihat lengang dan musolla-musolla mulai terlihat sepi. Padahal  Nabi Muhammad SAW justru semakin semangat untuk menghidupkan malam-malam terakhir bulan Ramadhan itu dengan berbagai amal ibadah karena di sepuluh malam terakhir itulah malamnya “lailatul qadr”. Jelas Wibowo saat ditemui, Selasa, (7/7/2015) di ruang kerjanya Seksi Pendidikan Islam.

Nabi Muhammad SAW memperbanyak beribadah di malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan, A’isyah RA berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ- صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

“Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam-lebih giat beribadah melebihi hari-hari lainnya.” (HR. Muslim no. 2009)


Wibowo yang saat ini termasuk pengurus harian Ponpes Pesantren Perbatasan Mutiara Bangsa menjelaskan juga bahwa diantara keistimewaan 10 terakhir bulan Ramadhan ini adalah bahwa di dalamnya terdapat malam yang jauh lebih baik dari 1000 bulan atau dikenal dengan lailatul qadr, malam yang dipenuhi keberkahan dimana al-Qur’an diturunkan pada malam itu.


“Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT:
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ٩٧:١

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadr (malam kemuliaan). [al-Qadr:1]


“Pada malam ini, apabila seseorang menghidupkannya dengan amal ibadah berupa shalat maka dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni,” tambah Wibowo yang juga menjadi Pengurus BMPG-TPQ dan sejumlah Organisasi Islam di Karimun.


“Diampuni dosa-dosa mereka yang telah lampau ini, sebagaimana sabda Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang menegakkan (shalat) pada lailatul Qadr dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”(HR.al-Bukhari no.1901).”


Keutamaan Lailatul Qadar, jelas Wibowo lagi adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ , فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan: 3-4).


Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ


“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.”(QS.Al Qadr:1)


Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,


لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ , تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ , سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر


“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5).


Wibowo juga menambahkan bahwa keutamaan lainnya malam Lailatul Qadar dengan shalat malam akan mendapatkan pengampunan dosa.


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”


Ditanya kapan datangnya Lailatul Qadr, Wibowo yang saat ini sangat aktif dibidang dakwah menjelaskan bahwa Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


“Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.”


Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


“Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.”


الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى


“Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”


“Tidak dijelaskan secara pasti malam Lailatul Qadr itu menurut para ulama adalah hikmah Allah menyembunyikan terjadinya lailatul qadar agar orang bersemangat untuk mencarinya.” Tambah Wibowo yang juga Ketua Muallaf Kabupaten Karimun.


“Nabi Muhammad SAW biasanya beri’tikaf di 10 terakhir Ramadhan dengan tujuan mempermudah untuk meraih lailatul qadr dan menghindarkan diri dari kesibukan dunia untuk menyibukkan diri dengan bermunjat kepada Allah serta memperbanyak dzikir, do’a dan membaca Al-Quran. “Tutup Wibowo.

Comments