Kemenag Bali: Drum Band MIN Tegallinggah menjadi kebanggaan masyarakat

Kemenag Bali: Drum Band MIN Tegallinggah menjadi kebanggaan masyarakat http://bali.kemenag.go.id

(KaKemenag Kab. Buleleng) Keseriusan MIN Tegallinggah dalam meningkatkan kreatifitas siswa patut mendapat apresiasi , selain tetap melestarikan kesenian tradisional berupa hadrah dan kasidah yang lebih dahulu membumi, masyarakat DesaTegallinggah semakin dibuat bangga dan semarak oleh kehadiran drum band yang berhasil meningkatkan statusnya dari biasa saja menjadi luarbiasa,hal ini agaknya tidak berlebihan jika melirik kiprahnya sejauh ini

Drumband  MIN Tegallinggah yang mulai dirintis pada tahun 2009 itu dibuat lebih dinamis dan menarik oleh Kepala Madrasah Bapak M.Rafii,S.Ag.MA, selain perbaikan alat dan pengadaan seragam baru, beliau mendatangkan pelatih profesional untuk melatih  54 siswa-siswi yang masing-masing menggawangi 16 pianika, 6 marching bell, 6 snardrumb, 4 bas drum, 4 cymbal, 1 triotom, 14 bendera, 2 majorette  dan 1 gitapati ini, terdiri dari 26 laki-laki dan 28 perempuan.

Antusiasme siswa dalam berlatih tentu menjadi gairah tersendiri sehingga program yang dicanangkan sebagai salah satu kegiatan ekstra ini membuahkan hasil, terbukti drum band MIN Tegallinggah sempat tampil semarak pada acara pembukaan Pekan Olahraga Seni dan Peramuka ( PORSEKA ) yang diselenggarakan oleh KKMI Kabupaten Buleleng pada Maret 2013 , serta berpartisipasi dalam menyambut Hari Amal Bakti ( HAB ) di Kementerian Agama Kabupaten Buleleng dan yang terbaru, drum band ini dinobatkan sebagai the best talent parade terbaik I tingkat SD/MI dalam pagelaran Buleleng Marching Festifal ( BMF ) yang diselenggarakan Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dalam rangka memeriahkan hari Sumpah Pemuda 10 November 2013.

Lebih dari itu keberadaan drum band MIN Tegallinggah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, khususnya di DesaTegallinggah, tidak heran bila setiap ada kegiatan   PHBI,  drum band ini selalu diundang untuk meramaikan, bahkan dalam setiap Maulid Nabi di Desa Tegallinggah dan Desa sekitar, Drum Bend MIN Tegallinggah selalu diundang untuk turut memeriahkan acara tersebut.

Memang, seperti arahan Kepala Madrasah Bapak M.Rafii S.Ag.MA,  Madrasah harus dapat memberi efek positif bagi lingkungan sekitar dan melalui drum band imbas positif itu –antara lain – dapat dibuktikan, sehingga masyarakatpun layak dibuat bangga, walaupun tidak komersial, biaya operasional dan perawatan alat dapat ditutupi dari sumbangsih sukarela pihak pengundang, “ drum band ini punya khas tersendiri”, begitu kata Abdul Azis, pegawai MIN Tegallinggah yang ditunjuk menjadi  koordinator kesenian. (eso’)

Kemenag Bali: Gema Kemenag Kab. Buleleng http://bali.kemenag.go.id

(KaKemenag Kab. Buleleng) Kantor Kementerian Agama Kab. Buleleng benar-benar komit dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kepada umat. Kantor Kementerian Agama Kab. Buleleng yang dikomandani oleh bapak Drs. I Gusti Agung Gede Manguningrat, M. Ag.  selalu menyiapkan petugasnya yang andal untuk melaksanakan tugas-tugas pembinaan keagamaan , baik tugas-tugas yang telah terprogram dalam DIPA maupun permintaan langsung dari masyarakat untuk diberikan pembinaan dan  pencerahan rohani.  Untuk itu petugas Kementerian Agama Kab. Buleleng  selalu  siap tampil kapan saja dan dimana saja untuk memberikan pencerahan sepiritual umat.

            Untuk memperluas jangkauan pembinaan ajaran-ajaran agama Hindu, Kantor Kementerian Agama melalui Seksi  Urusan Agama Hindu  sejak dahulu telah bekerjasama dengan beberapa stasiun Radio yang ada di kabupaten Buleleng. Dari 6 (enam ) stasiun radio yang ada, tiga  stasiun telah menjalin kerjasama dengan Kemenag Kab. Buleleng dalam menyiarkan ajaran-ajaran agama Hindu  yaitu: RRI Singaraja, Radio FM Singaraja, Radio Guntur Singaraja.

            Secara rutin setiap pagi hari (kurang lebih pukul (0.6.10 wita) setelah puja Tri Sandhya selama kurang lebih 5-10 menit,  setelah puja Tri Sandhaya, pada Pro I Frekwensi 97,9 Mg.z  RRI singaraja disiarkan renungan dharma, yang diisi oleh petugas dari Kemenag Kab. Buleleng. Materi renungan yang diangkat bersumber dari kitab suci Weda dan Sastra-sastra suci agama Hindu seperti: Bagawad Gita, Sarasamuscaya, Slokantara, Niti Sastra, Niti Sataka dan lain-lain. Kemudian setiap hari Rabu pukul  20.30- 12.30 wita, disiarkan Dharma Wacana dengan materi tatwa/filsafat, upacara (berkaitan dengan rerainan saat itu), serta masalah-masalah sosio religius lainnya. Siaran ini dapat dimonitor oleh pendengar diseluruh Bali bahkan seluruh wilayah RI.  Kemudian di radio  Guntur FM Singaraja pembinaan dilakukan dalam bentuk interaktif (dharma tula) lewat udara, setiap hari Rabu pukul 07.00-08.00 wita, dengan materi: Tattwa/filsafat, Susila dan Upacara (rerahinan). Selanjutnya di radio FM Singaraja diisi siaran dalam bentuk interaktif (dharmatula) lewat udara setiap hari Jumat jam: 19.00-20.00 wita dengan materi: tattwa, Susila dan upacara, serta masalah-masalah aktual yang berkaitan dengan sosial religius saat itu.

            Nara sumber yang mengisi Gema Kementerian Agama,   mulai dari Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Buleleng, para Kasi, para Penyuluh (PNS dan Non PNS), tokoh agama dan tokoh budaya. (RP)

Kemenag Bali: DWP Unit Kementerian Agama Badung : Sosialisasi Etika Berbusana Adat Ke Pura http://bali.kemenag.go.id

(Kemenag Badung), Kamis, 27 Februari 2014 bertempat di Aula setempat seluruh anggota Darma Wanita Persatuan unit Kementerian Agama , Kab. Badung Mengikuti sosialisasi Etika Berbusana Adat KePura, sebagai Narasumber Ka.Kankemenag Kab.Badung ( I Nyoman Arya,S.Ag.M.PdH.) Menurut Ketua Darma Wanita Persatuan Unit Agama Badung, Ni Luh Putu Purnawati, S.Ag.M.PdH, kegiatan ini dilakukan sebagai tindak lanjut sosialisasi diPuspem Badung oleh WHDI Kab. Badung yang sebagai Narasumber juga Ka. Kankemenag Kab. Badung, lebih lanjut Punawati berharap melalui sosialisasi ini dapat menekan sedini mungkin cara berbusana ke Pura yang akhir-akhir ini bergeser tidak sesuai dengan Etika berbusana ke Pura, harapan kami juga ibu-ibu minimal nantinya dapat menyampaikan ke masing-masing keluarga. Dalam penyampaian Narasumber memaparkan apa itu Etika, Moral, Cara penggunaan Busana dalam klasifikasi busana Nista, Madia dan Agung termasuk apa sebenarnya busana Adat Bali serta busana adat ke Pura. Dengan pijakan dari kesatuan tafsir terhadap aspek-aspek Agama Hindu 1-IV bahwa  busana adat Bali adalah busana yang ada keterkaitan dengan Daerah Bali sebagai wilayah dan sebagai pelestarian adat Bali. Sedangkan busana adat ke Pura kumpulan pakaian yang dipergunakan untuk melakukan persembahyangan ke Pura/tempat suci. Dengan komposisi badan manusia terdiri dari tiga bagian ( Tri Angga) yaitu

- Dewa angga      :  dari leher ke Kepala

- Manusa  angga  :  dari atas puser sampai leher

- Buta Angga       :  dari puser sampai ke bawah



Termasuk juga dijelaskan aksesoris pendukung dalam tata rias seperti penggunaan sanggul, destar, bunga sesuai Filosofisnya, peserta mengikuti dengan antusias terlihat pada acara Diskusi para Ibu- ibu pada bertanya seputar tata cara memakai busana seperti lipatan kamen,penggunaan Destar, dan filsafat macam-macam sanggul. Acara diakhiri dengan Arisan rutin (Adi….)

Comments