Kemenag Bali: FPAH Kemenag Karangasem Kunjungi LP Dewasa Amlapura

Kemenag Bali:  FPAH Kemenag Karangasem Kunjungi LP Dewasa Amlapura http://bali.kemenag.go.id

(KaKemenag Kab. Karangasem) Selasa, 25 Februari 2014 Fungsional Penyuluh Agama Hindu (FPAH) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karangasem mengunjungi Lempaga Pemasyarakatan (LP) Dewasa Amlapura. Kunjungan tersebut sebagai bentuk pembinaan rutin yang dilakukan oleh FPAH Kemenag Kab. Karangasem terhadap Warga Binaan yang ada di LP Amlapura yang sudah berjalan dari Tahun 2010 sampai sekarang. LP Dewasa Amlapura saat ini dihuni oleh 150 orang Warga Binaan, dimana 70 orang diantaranya beragama Hindu. Khusus bagi Warga Binaan yang beragama Hindu, Kemenag Kab. Karangasem melalui Seksi Urusan Agama Hindu dan dikoordinasi oleh Koordinator Penyuluh (KORLUH) menjadwalkan pembinaan setiap hari Selasa pada minggu pertama dan Selasa minggu terakhir setiap bulannya.

                Pada kesempatan kali ini, FPAH Kemenag Kab. Karangasem yang beranggotakan Drs. I Wayan Putra, Ni Wayan Soniawati, S.Ag dan I Gusti Ngurah Ananjaya, S.Ag membawakan materi tentang Panca Srada (Widhi Sradda, Atma Sraddha, Karmapala Sradhha, Punarbhawa Sraddha dan Moksa Sraddha), yaitu lima keyakinan yang merupakan prinsip mendasar dalam Ajaran Agama Hindu yang mesti dipegang teguh oleh umatnya.

                Keantusiasan Warga Binaan terlihat dari aktifnya peserta pembinaan dalam tanya jawab dengan FPAH. Mereka bertanya tentang banten sebagai sarana upakara apakah bisa memakai banten dengan sarana seadanya dan sederhana berhubung situasi dan kondisi ekonomi mereka yang kurang mampu. Pada intinya dalam melaksanakan yadnya harus didasari dengan bhakti, tulus dan iklas, disesuaikan dengan keadaan.  Sebagaimana yang tertuang dalam Bagavadgita Bab IX, 26 disebutkan : sarana pokok yang wajib dipakai dasar untuk membuat persembahan antara lain : Puspam (bunga), Toyam (air suci atau tirta), Palam (buah) dan Pattram (daun).

                Diakhir pembinaan, Warga Binaan berharap agar jadwal pembinaan lebih intensif dan lebih sering lagi karena mereka haus akan siraman rohani yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian hati sehingga waktu yang mereka lewati di dalam LP lebih cepat berlalu dan lebih bermanfaat. (day)

Kemenag Bali:  Suasana Pegawai Saat Pendampingan Irjen Kemenag RI http://bali.kemenag.go.id

(KaKemenag Kab. Jembrana)Di Hari ke 6 pendampingan dari Irjen Kementerian Agama RI di Jembrana yang rencananya akan berakhir tanggal 27 Februari 2014 yang akan ditutup dengan ekpose pada kantor  Kementerian Agama Jembrana. Pada saat- saat pendampingan ini keadaan atau kondisi semua kryawan-karyawati yang berkaitan dengan pemeriksaan baik itu performance ( wajah ) dan keasehatannya tetap terjaga astungkara semua yang terkait dengan pemeriksaan atau pendampingan ini berjalan dengan baik, lancar dan penuh antusias serta tanggung jawab. Wajah para karyawan yang sedang diperiksa tetap cerah dengan tetap mengedepankan etika, sopan santun. Yang menarik dan perlu disimak adalah dari para pejabat structural sampai dengan staf yang diperiksa semua ceria dan bertangung jawab pada tugas dan -kewajibannya masing-masing, walaupun Kementerian Agama sering dikunjungi oleh Tim Pemeriksa dari Pusat dan bahkan menjadi langganan setiap tahun dan itu menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk menertibkan dan menunjukan tertib administrasi, mulai dari tertib perencanaan, tertib pelaksanaan dan tertib pelaporan sehingga kita sebagai pegawai yang disiplin dalam menjalankan tugas-tugas kepemerintahan terlebih dalam  penggunaan keuangan Negara. Untuk itu menjadilah pegawai yang cerdas, jujjur dan bertanggungjawab ( Capable. Credible and Integrated ) sehingga kita bias mengefisiensikan keuangan Negara, sementara ini image kita bagaimana kita bisa menghabiskan anggaran Negara namun yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana kita bias mencapai tingkat kinerja kita dan mengefisiensikan penggunaan anggaran keuangan Negara yang dikenal dengan istilah efektif dan efisien, semoga kita menjadi aparatur yang bersih dan berhati mulia untuk masa depan anak, cucu, generasi dan bangsa Indonesia tercinta (ibr)

Kemenag Bali:  Hasil Kesepakatan Bersama Seruan Hari Raya Nyepi Caka 1936 di Kemenag Jembrana http://bali.kemenag.go.id

(KaKemenag Kab. Jembrana) Berdasarkan surat Edaran Gubernur Bali Nomor 003/1/6853/BKD Tanggal 25 Nopember 2013 tentang Hari Raya Nyepi di Bali Tahun 2014, yang selanjutnya ditindaklanjuti dari  hasil rapat Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali beserta dengan unsur yang terakait pada tanggal 11 Februari 2014. Maka seluruh Kabupeten melanjutkan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat baik itu masyarakat ntern umat Hindu maupun umat yang lain, dengan demikian Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana mengadakan rapat dengan mengundang unsur-unsur seperti Unsur Kepolisian, Unsur Kesbangpolinmas, unsur ekbangsosbud, Dandim, Majelis Madya Desa Pakraman, tokoh-tokoh umat beragama dan pengurus FKUB Jembrana. Pelaksanaan rapat seruan Hari raya Nyepi dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 Februari bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jembrana dengan acara pokok adalah pembahasan seruan Hari Raya Nyepi ICaka warsa 1936  yang jatuh pada hari Senin tanggal 31 maret 2014. Salah satu butir kesepakatan seruan Nyepi antara lain :

    Bagi umat Hindu melaksanakan Brata Penyepian dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pedoman edaran dari PHDI Pusat, PHDI Provinsi dan PHDI Kabupaten.
    Brata penyepian dilaksanakan mulai  Hari Senin,tanggal 31 maret 2014 pada pukul 06.00 wita dan berakhir pada hari selasa tanggal 1 April 2014 pukul 06.00 wita.
    Bagi yang mempunyai bayi agar menggunakan lampu secukupnya.
    Bagi yang sakit jika kerumah sakit agar memberitahukan pada petugas atau Kelian Banjar, Kepala Desa/lurah setempat.
    Pelabuhan Gilimanuk ditutup sementara selama pelaksanaan Brata penyepian.
    Lampu-lampu ditaman/dijalan agar dinyalakan secukupnya.
    Bagi yang tugas kerja atau tugas jaga agar pergantiannya sebelum jam pelaksanaan brata penyepian yaitu sebelum pukul 06.00 wita.
    Bagi umat islam jika sembahyang agar mencari tempat yang terdekat, pengeras suara agar menghadap kedalam masjid.
    Bagi umat lain agar menyesuaikan dan berkoordinasi dengan petugas setempat. Dll.

Demikian salah satu butir yang telah disepakati, semoga pelaksanaan Hari Raya Nyepi Caka warsa 1936 ini dapat berjalan dengan baik tertib aman dan hening untuk menuju Bali yang damai, suci  Santi lan jagadhita (ibr)


Comments