Safari Dzuhur Ramadhan di Masjid Al-Huda



H.Sufriadi,S.Hi sedang memberikan tausyiah di masjid Al-Huda Sei Raya Kecil, Kamis (17/7/2014)

Kemenag Kab. Karimun – “Muraqabatullah (Pengawasan Allah) Terhadap Manusia,” itulah judul tema yang disampaikan oleh H. Sufriadi, S.Hi pada kesempatan safari dzuhur kali ini.

Di Ramadhan yang ke-19 Rombongan Safari Dzuhur Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karimun bersilaturahmi di Masjid Al-Huda, Sunga Raya Kecil Meral. Pada kesempatan itu sama seperti pada safari sebelumnya, salah satu perwakilan dari rombongan menyerahkan bantuan Mushaf Al-Qur’an kepada pengurus masjid setempat yang kali ini diserahkan oleh Ka. KUA kec. Tebing, Muhammad Nawir, S.Ag.

Kembali ke tausyiah yang dipaparkan oleh H.Sufriadi,S.Hi. Sufriadi menjabarkan bahwa Pengawasan Allah Kepada Manusia itu terbagi menjadi tiga, yang pertama yaitu pengawasan secara langsung kepada setiap individu manusia. Dalam hal ini Sufriadi mengutip firman Allah surat Qaaf : 16

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (ق: 16)
 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (Qaaf: 16)

Selanjutnya pengawasan Allah yang kedua yaitu pengawasan dengan mengutus para Malaikat Allah, sebagaimana yang kita ketahui yaitu Malaikat Rokib dan Atid. “Bahwasannya tidak ada sedetikpun perbuatan manusia yang luput oleh pengawasan Malaikat Rokib dan Atid, dan perbuatan manusia itu akan dicatat dalam kitab yang berisi segala perbuatan baik maupun perbuatan buruk manusia itu sendiri yang kemudian nantinya akan dibuka di hari kebangkitan manusia untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya selama hidup didunia,” Sufriadi menjelaskan.

Kemudian yang terakhir Sufriadi menambahkan “Yakni pengawasan internal, yaitu pengawasan yang secara internal oleh tubuh manusia itu sendiri. Bahwasannya tubuh manusia itu akan menjadi saksi di akhirat atas apa yang telah dilakukannya selama di dunia. Mata akan menjadi saksi tentang apa yang ia lihat, mulut akan menjadi saksi tentang apa yang ia bicarakan, telinga akan jadi saksi tentang apa yang ia dengar, begitu seterusnya dengan anggota tubuh yang lain”.

Dalam penutupannya Sufriadi menyampaikan “Apabila kita semua menyadari tentang pengawasan-pengawasan Allah kepada kita, maka kita akan senantiasa hidup berhati-hati, senantiasa beriman dan selalu berusaha bertaqwa kepada Allah SWT.” (dn)

Comments