![]() |
Ratna Susanty, S.Ag: “Latih Anak Berpuasa Sejak Dini” |
“Tidak ada salahnya jika
anak-anak sudah kita latih untuk berpuasa sejak dini. “ jelas Ratna Susanty,
S.Ag yang saat ini bertugas sebagai Pengembang Potensi Siswa Seksi
Pendidikan Islam Kemenag Kabupaten Karimun, Senin (29/6/2015).
“Menanamkan kesadaran anak
puasa ramadhan dapat dimulai secara bertahap dan menyenangkan pada anak-anak.
Dengan mengajarkan anak puasa sejak dini, mereka akan terbiasa menjalankan
ibadah puasa sebagai sebuah kebiasaan dan bukan lagi menjadi tekanan. Puasa
akan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan spiritual anak di masa
mendatang.”tambahnya
Lebih lanjut, Ratna
menjelaskan bahwa dalam Islam memang belum adanya kewajiban puasa bagi
anak-anak karena anak-anak masih belum baligh, dimana syarat wajib puasa itu
ada empat, yakni (1) islam, (2) baligh, (3) berakal, dan (4) mampu menunaikan
puasa. Dan sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ عَنْ الْمَجْنُونِ الْمَغْلُوبِ عَلَى
عَقْلِهِ حَتَّى يفِيقَ ، وَعَنْ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ ، وَعَنْ
الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ
Pena diangkat (gugur
kewajiban) dari tiga; Orang gila yang hilang akal hingga sembuh, orang tidur
hingga bangun dan anak kecil hingga bermimpi (balig)." (HR. Abu Daud, 4399
dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Abu Daud).
“Dari hadits tersebut maka
jelaslah bahwa kewajiban berpuasa itu mulai diwajibkan kepada anak-anak jika
mereka sudah mulai baligh, baik laki-laki maupun perempuan.”ungkapnya.
Banyak hal, jelas Ratna, yang bisa kita dapatkan dengan melatih anak berpuasa, pertama; melatih anak tentang keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, dimana berpuasa itu dikerjakan harus dengan penuh keikhlasan dan ketaatan. Kedua; melatih kesabaran dan kekuatan karena anak-anak dilatih untuk bersabar dan kuat menahan lapar dan dahaga.
Ketiga; dengan puasa juga melatih
empati dan kepedulian anak karena anak bisa membayangkan bagaimana rasanya
menjadi orang miskin yang tak selalu bisa makan ketika lapar.
Keempat; puasa juga mendidik anak untuk senantiasa menjaga
perilakunya karena puasa tidak akan bernilai jika tidak diikuti dengan
perilaku yang baik, seperti membantah orangtua, berbohong, berkelahi, mengejek
teman dan lainnya.
“Anak seharusnya diajak
untuk berpuasa karena keinginan taat pada perintahNya bukan karena
dorongan ingin mendapatkan materi seperti uang. Karenanya, alangkah
baiknya kalau kita tidak mengiming-imingi anak dengan imbalan uang atau materi
agar ia mau puasa. Kalaupun kita ingin memberinya, maka sebaiknya
diberi di akhir bulan puasa dengan menyampaikan bahwa itu bukan
imbalan akan puasanya tetapi sebagai rasa syukur kita karena ia telah
menjalankan salah satu ketaatan kepada Allah.” Jelasnya.
Ditanya, kapan umur ideal anak-anak sebaiknya dilatih berpuasa? Ratna
menjelaskan bahwa syariat tidak menetapkan umur tertentu kapan anak dilatih
puasa. Semuanya tergantung kepada orang tua, kesehatan dan kemampuan fisik sang
anak.
“Artinya, kita bisa
memulai kapan saja, sebaiknya anak diajak berpuasa ketika berumur 5-7
tahun. karena dalam kisaran umur seperti itulah anak-anak kecil bisa dilatih
berpuasa menahan lapar dan haus.” Jawabnya.
Lama waktu berpuasa bagi
anak-anak, jelas Ratna lagi, bisa dimulai dari imsak hingga pukul 9.00 WIB
pagi, jika anak mampu sampai masuknya waktu Zhuhur dan ketika anak bertambah
usia, dan bertambah kuat, anak bisa dilatih berpuasa lebih lama sampai masuk
waktu shalat ashar dan akhirnya sampai masuk magrib, misalnya. Anak juga bisa
dilatih berpuasa setiap hari, atau berselang seling, sehari puasa, sehari tidak
dan sebagainya tergantung kemampuan si anak.
“Bila anak merasa sangat lemas dan mengeluh lapar, muka kelihatan pucat maka
segera batalkan puasanya. Jangan lupa untuk memuji usahanya.”katanya.
Terkait kecemasan sebagaian
orang tua tentang pengaruh kesehatan dan pertumbuhan anak-anak jika berpuasa,
Ratna menjelaskan bahwa untuk tetap menjaga kesehatan dan pertumbuhan anak sama
seperti orang dewasa, saat sahur dan berbuka anak-anak harus mengonsumsi
karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks lebih lama dicerna lambung sehingga
menciptakan rasa kenyang lebih lama. Sumber karbohidrat kompleks dapat
diperoleh dari beras atau kentang. Hindari konsumsi karbohidrat simpleks
seperti makanan yang manis dan mengandung gula karena akan membuat cepat lemas
disiang hari.
“Selain itu, di kedua waktu
makan itu anak harus memperoleh asupan yang lengkap, mulai dari karbohidrat,
protein, lemak, mineral, dan vitamin. Makanan berserat seperti sayur dan buah
dianjurkan untuk dikonsumsi karena juga memberikan efek kenyang. Saat berpuasa,
sebaiknya anak-anak menghindari aktivitas berat, agar tak terjadi kondisi
kekurangan cairan. Dengan demikian, asupan cairan pada saat puasa pun harus
tetap cukup.” Ujarnya.
Ratna juga mengingatkan
bahwa tidak boleh memaksa anak berpuasa karena latihan puasa bagi anak jangan
sampai menjadi beban. Kalau anak sudah menyatakan tidak kuat, segera hentikan.
Pada kasus tertentu, ada anak-anak yang tetap memaksa berpuasa meski kondisinya
sudah lemah. Bila anak terlihat lemas, bujuk dia agar membatalkan puasa.
“Perlu diingat kembali,
bahwa kita tetap tidak boleh memaksa anak berpuasa karena puasa anak
adalah tahap belajar dan berlatih bukan tahap taklif (pembebanan hukum).”
Tutupnya.
Comments
Post a Comment