AKP Sokhizaro Zega: Perlu Pembinaan Kepada Remaja Masjid Agar Tidak Terpengaruh Paham Radikal

Karimun (Humas) - Kamis (12/11/2015) kemarin Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Kepulauan Riau Resort Karimun melaksanakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) membahas tentang  Paham Radikalisme. Kegiatan ini merupakan salah satu program kegiatan dari Sat Binmas Polres Karimun untuk tahun anggaran 2015

Kasat Binmas Polres Karimun, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sokhizaro Zega yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan pentingnya tokoh agama, muballigh, ustadz-ustadzah di Kabupaten Karimun melakukan pembinaan kepada remaja masjid untuk mencegah masuknya paham-paham radikal.

“Yang sering direkrut mereka biasanya para pemuda dan remaja. Karena itu pentingnya para ustadz, tokoh agama, muballigh memberikan pembinaan kepada remaja masjid dalam upaya mencegah masuknya paham radikal kepada generasi muda kita, “ pesannya.

Ia juga menjelaskan bahwa di tahun 2015 ini sudah 915 pelaku terorisme yang sudah ditahan di oleh Kepolisian Indonesia.

“Memang saat ini di Karimun belum ada indikasi paham radikal, tetapi kita harus tetap waspada dan terus berkoordinasi dan berupaya untuk mencegah masuknya paham-paham radikal ini di Kabupaten Karimun.”tegasnya.

Terakhir, AKP Sokhizaro Zega menyampaikan beberapa modus perekrutan anggota baru oleh ISIS, pertama, melalui travel ibadah umrah. Kebanyakan WNI yang bergabung dengan ISIS melalui travel agent yang menawarkan ibadah umrah. Wisata religi biasanya ditujukan ke negara-negara Islam, seperti Turki, Palestina, dan negara Timur Tengah lainnya.

Kedua, melalui media sosial. Dalam banyak kasus, banyak yang menjadi anggota ISIS karena terpengaruh oleh propaganda ISIS melalui media sosial seperti twitter dan facebook. Saat ini ada ribuan akun Twitter yang yang mendukung ISIS dan terus berupaya merekrut anggota baru.

Ketiga, melalui iming-iming gaji yang fantastis. Untuk modus ini target utama ISIS adalah warga miskin yang tidak ada pekerjaan. Dengan janji akan diberikan gaji yang besar dan fasilitas yang mewah banyak yang tergoda dan akhirnya masuk menjadi anggota ISIS.

Keempat, melalui TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Tidak tertutup kemungkinan TKI yang sudah bekerja di beberapa negara arab direkrut untuk bergabung bersama ISIS atau para pendukung ISIS yang mencoba bergabung dengan berpura-pura menjadi TKI.

Comments