Kemenag Bekali Guru RA Tips Berkomunikasi dengan Orang Tua Murid di Masa Pandemi

 

Kemenag Bekali Guru RA Tips Berkomunikasi dengan Orang Tua Murid di Masa Pandemi

  • Kamis, 29 Oktober 2020 08:39 WIB

Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) madrasah membekali guru Raudhatul Athfal (RA) Tips Berkomunikasi dengan Orang Tua Murid di Masa Pandemi. 

Kasubit Bina GTK RA Siti Sakdiyah, mengatakan bahwa dalam pembelajaran jarak jauh dimasa Pandemi Covid-19, membangun komunikasi dantara guru dan orang tua adalah suatu keharusan. "Komunikasi ini dibutuhkan supaya tujuan atau pesan khusus yang diinginkan kedua belah pihak  dapat terpahami dengan baik, maksud dan tujuan tercapai," tutur Siti Sakdiyah di Jakarta, Rabu (28/10). 

"Karenanya melalui webinar series kali ini, kita bekali guru-guru RA tentang tips berkomunikasi dengan orang tua ini," lanjutnya. 

Webinar yang merupakan rangkaian serial terakhir pelatihan pengembangan kapasitas guru RA dalam pembelajaran jarak jauh di masa Pandemic Covid-19 secara daring ini menghadirkan narasumber Spesialis Perkembangan Anak Childfund Internasional Fitriana Herarti. 

Dalam paparannya Diterima mengungkapkan Orang tua dan guru merupakan satu team dalam pembelajaran, terutama dimasa pandemi. Orang tua merupakan mitra kerja yang utama bagi guru dalam pendidikan anak. Keduanya harus saling membantu dan mengetahui bagaimana upaya penanganan pembinaan anak baik disekolah maupun dirumah.

“Orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak-anak sedangkan peran guru adalah sebagai fasilisator, informator, organisator, motivator, dan lain-lain,” terang Fitriana.

Dijelaskan Fitriana, bahwa ada beberapa kendala atau tantangan yang dialami oleh guru RA dalam berkomunikasi dengan orang tua murid setelah masa pandemi. Antara lain, guru mengalami kesulitan dalam penyampaian tugas, orangtua lamban dalam merespon informasi yang disampaikan guru, dan anak menolak untuk belajar bersama dengan orang tuanya.

“Telah terjadi perubahan pola komunikasi antara guru dengan orang tua murid pada saat sebelum pandemic dan sesudah pandemi. Pada saat sebelum pandemi komunikasi dengan orang tua berjalan lancar secara tatap muka, sedangkan setelah pandemi komunikasi menjadi terbatas hanya melalui gawai, sehingga terkadang informasi yang disampaikan kurang akurat,” imbuh Fitriana.

Fitriana menjelaskan bahwa untuk mengatasi hal tersebut,  diperlukan komunikasi yang efektif. Hal ini bisa dicapai bila mana unsur-unsur komunikasi dapat dikuasai guru. 

Ia menambahkan ada lima unsur komunikasi yang perlu diperhatikan. Pertama, perlu adanya komunikator atau pengirim pesan. Kedua, pesan itu sendiri, dapat berupa media, verbal maupun non verbal. Ketiga, komunikan yaitu penerima pesan. Dan keempat, yaitu media komunikasi dan yang terakhir yaitu umpan balik.

“Jika kelima unsur komunikasi tersebut terpenuhi maka dapat dipastikan bahwa komunikasi yang tercipta akan menjadi lancar dan efektif,” pungkas Fitriana.

Di seri webinar terakhir ini, Kasubdit Bina GTK RA Sakdiyah mengharapkan guru-guru RA memiliki wawasan yang luas dalam menangani problem pembelajaran dimasa pandemi ini, yang tidak pernah kita duga datangnya dan kapan berakhirnya. 

“Melalui webinar series kali ini, guru RA dapat dengan cepat memformulasikan model pembelajaran yang tepat saat pandemi ini, sehingga learning continuity tetap berjalan dengan baik,” harap Sakdiyah.

Comments